Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

11 Faktor Risiko Kanker Hati yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com - Faktor risiko adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit, termasuk kanker.

Kanker dengan jenis berbeda memiliki faktor risiko yang berbeda pula.

Beberapa faktor risiko, seperti merokok, dapat diubah.

Sedangkan lainnya, seperti usia seseorang atau riwayat keluarga tidak dapat diubah.

Namun, memiliki faktor risiko atau bahkan beberapa faktor risiko, tidak berarti seseorang pasti akan terkena penyakit tersebut.

Bahkan sebaliknya, beberapa orang yang terkena suatu penyakit bisa jadi hanya memiliki sedikit atau tidak ada faktor risiko yang diketahui.

Faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker hati

Melansir American Cancer Society, terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit kanker hati (karsinoma hepatoseluler).

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko penyebab kanker hati yang patut diwaspadai:

1. Mengalami infeksi kronis virus hepatitis

Di seluruh dunia, faktor risiko kanker hati yang paling umum adalah infeksi kronis (jangka panjang) dengan virus hepatitis B (HBV) atau virus hepatitis C (HCV).

Infeksi ini menyebabkan sirosis hati dan bertanggung jawab untuk menjadikan kanker hati sebagai kanker yang paling umum di banyak bagian dunia.

Di AS, infeksi hepatitis C adalah penyebab kanker hati yang lebih umum.

Sedangkan di Asia dan negara berkembang, hepatitis B lebih umum sebabkan kanker hati.

Orang yang terinfeksi kedua virus tersebut berisiko tinggi terkena hepatitis kronis, sirosis, dan kanker hati.

Risikonya akan lebih tinggi jika mereka adalah peminum alkohol berat, setidaknya sering konsumsi 6 gelas alkohol sehari.

HBV dan HCV dapat menyebar dari orang ke orang melalui penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi (seperti penggunaan narkoba), hubungan seks tanpa kondom, atau persalinan.

Virus ini juga dapat ditularkan melalui transfusi darah, meskipun ini sangat jarang terjadi.

Di negara berkembang, anak-anak terkadang tertular infeksi hepatitis B dari kontak lama dengan anggota keluarga yang terinfeksi.

HBV lebih mungkin menyebabkan gejala, seperti penyakit seperti flu dan penyakit kuning (mata dan kulit yang menguning).

Tetapi, kebanyakan orang sembuh total dari infeksi HBV dalam beberapa bulan.

Hanya sebagian kecil orang dewasa dengan infeksi HBV yang menjadi karier kronis dan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker hati.

Bayi dan anak kecil yang terinfeksi memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi karier kronis.

HCV, di sisi lain, cenderung tidak menimbulkan gejala.

Tetapi kebanyakan orang dengan HCV mengembangkan infeksi kronis, yang lebih mungkin menyebabkan kerusakan hati atau bahkan kanker.

Virus lain, seperti virus hepatitis A dan virus hepatitis E juga dapat menyebabkan hepatitis.

Tetapi orang yang terinfeksi virus ini tidak mengembangkan hepatitis kronis atau sirosis, dan tidak memiliki peningkatan risiko kanker hati.

2. Derita sirosis

Sirosis adalah penyakit di mana sel-sel hati menjadi rusak dan digantikan oleh jaringan parut.

Orang dengan sirosis memiliki peningkatan risiko kanker hati.

Sebagian besar orang yang mengembangkan kanker hati sudah memiliki beberapa bukti sirosis.

Ada beberapa kemungkinan penyebab sirosis.

Sebagian besar kasus di Amerika Serikat terjadi pada orang yang menyalahgunakan alkohol atau memiliki infeksi HBV atau HCV kronis.

Berikut kondisi lain yang bisa mengembangkan sirosis:

  • Penyakit pelemakan hati non-alkohol

Penyakit hati berlemak non-alkohol adalah kondisi umum pada orang gemuk.

Orang dengan subtipe penyakit ini yang dikenal sebagai steatohepatitis non-alkoholik (NASH), mungkin terus mengembangkan sirosis.

  • Sirosis bilier primer

Beberapa jenis penyakit autoimun yang mempengaruhi hati juga bisa menyebabkan sirosis.

Misalnya, pada sirosis bilier primer (PBC) saluran empedu di hati rusak bahkan hancur yang bisa berujung pada sirosis.

Orang dengan PBC lanjut memiliki risiko tinggi terkena kanker hati.

3. Penyakit metabolik yang diturunkan

Penyakit metabolik bawaan tertentu dapat menyebabkan sirosis.

Orang dengan hemochromatosis herediter bisa menyerap terlalu banyak zat besi dari makanan.

Zat besi kemudian dapat mengendap di jaringan di seluruh tubuh, termasuk hati.

Jika zat besi menumpuk terlalu banyak di hati, itu dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.

4. Konsumsi alkohol

Penyalahgunaan alkohol bisa menjadi penyebab utama sirosis yang pada gilirannya dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker hati.

5. Kebiasaan merokok

Merokok dapat meningkatkan risiko kanker hati.

Mantan perokok memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan perokok aktif.

Namun, kedua kelompok tersebut memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok.

adi, hentikan kebiasaan rokok demi terhindar dari kanker hati, termasuk mendukung kesehatan tubuh secara menyeluruh.

6. Kegemukan

Menjadi obesitas dapat meningkatkan risiko terkena kanker hati.

Hal ini terjadi mungkin karena obesitas dapat menyebabkan penyakit perlemakan hati dan sirosis.

7. Derita diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker hati, tapi biasanya lebih kepada pasien yang juga memiliki faktor risiko lain seperti penggunaan alkohol berat dan atau hepatitis kronis.

Risiko ini juga dapat meningkat karena penderita diabetes tipe 2 cenderung kelebihan berat badan atau obesitas, yang pada akhirnya dapat menyebabkan masalah hati.

8. Idap penyakit langka tertentu

Penyakit yang meningkatkan risiko kanker hati, antara lain:

  • Tirosinemia
  • Defisiensi Alpha1-antitrypsin
  • Porphyria cutanea tarda
  • Glycogen storage diseases
  • Penyakit Wilson

9. Paparan aflatoksin

Zat penyebab kanker ini dapat diproduksi oleh jamur yang mencemari kacang tanah, gandum, kedelai, kacang tanah, jagung, dan beras.

Penyimpanan bahan makanan di lingkungan yang lembab dan hangat dapat memicu tumbuhnya jamur ini.

Meskipun kondisi ini dapat terjadi hampir di mana saja di dunia, tapi lebih sering terjadi di negara-negara yang lebih hangat dan tropis.

Paparan zat ini dalam jangka panjang merupakan faktor risiko utama kanker hati.

Risikonya semakin meningkat pada orang dengan infeksi hepatitis B atau hepatitis C.

10. Paparan vinyl klorida dan torium dioksida (thorotrast)

Paparan bahan kimia ini dapat pula meningkatkan risiko angiosarkoma hati.

Angiosarcoma hati adalah kanker yang tumbuh di sel-sel pembuluh darah di dalam hati.

Paparan bahan kimia itu juga dapat meningkatkan risiko berkembangnya kolangiokarsinoma (kanker saluran empedu) dan kanker hati primer, tetapi pada tingkat yang jauh lebih rendah.

Vinil klorida adalah bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan beberapa jenis plastik.

Sedangkan, thorotrast adalah bahan kimia yang sebelumnya disuntikkan ke beberapa pasien sebagai bagian dari pemeriksaan x-ray tertentu.

Ketika sifat penyebab kanker dari bahan kimia ini dikenali, diambil langkah-langkah untuk menghilangkannya atau meminimalkan paparannya.

Thorotrast sudah tidak lagi digunakan, dan paparan vinil klorida pada pekerja diatur dengan ketat.

11. Penggunaan steroid anabolik

Steroid anabolik adalah hormon pria yang digunakan oleh beberapa atlet untuk meningkatkan kekuatan dan massa otot.

Penggunaan steroid anabolik jangka panjang dapat sedikit meningkatkan risiko kanker hati primer.

Steroid seperti kortison, seperti hidrokortison, prednison, dan deksametason, tidak membawa risiko yang sama.

Faktor yang dapat menurunkan risiko kanker hati

Tersedia juga beberapa faktor yang dapat menurunkan risiko kanker hati.

Berikut beberapa di antaranya yang baik diupayakan:

1. Vaksin hepatitis B

Karena infeksi hepatitis B kronis dapat menyebabkan sirosis dan kemudian kanker hati, memperoleh vaksin hepatitis B penting untuk dapat melindungi seseorang dari kanker hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B.

2. Pengobatan hepatitis

Diketahui bahwa infeksi kronis hepatitis B atau bahkan hepatitis C dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.

Dengan begitu, mendapatkan pengobatan untuk salah satu infeksi tersebut dapat menurunkan risiko seseorang terkena kanker hati.

Merangkum Mayo Clinic, seseorang dengan risiko terjangkit kanker hati direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan dengan melakukan USG abdomen dan pemeriksaan darah alfafetoprotein tiap 6 bulan.

Apabila ditemukan dugaan terjangkit kanker hati pada stadium dini, maka perlu dilakukan CT Scan multifase agar diketahui pengobatan dan perawatan apa yang tepat bagi penderita.

https://health.kompas.com/read/2020/10/13/133100968/11-faktor-risiko-kanker-hati-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke