Obat ini tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi virus (misalkan influenza, Covid-19, dsb.) dan infeksi jamur (misalkan sariawan, gatal karena jamur, dll).
Meski begitu, banyak orang sering salah kaprah mengenai obat ini. Banyak yang meminta diresepkan antibiotik terlepas apapun penyakitnya.
Padahal pemberian obat yang tidak tepat justru memiliki efek buruk bagi tubuh. Untuk itu, kita perlu mengenali apa itu antibiotik dan bagaimana cara kerjanya.
Obat yang punya nama lain antimikroba ini umumnya diberikan dokter dalam bentuk sirup, tablet, kapsul, krim, salep, atau obat suntik.
Melansir laman resmi Patient, penggunaan obat antibiotik yang tepat dapat membantu mengatasi penyakit.
Obat ini tidak boleh sembarangan digunakan atau dikonsumsi, tanpa pengawasan dokter.
Jika tidak tepat digunakan, kuman biang penyakit bisa kebal atau resisten terhadap antibiotik. Dampaknya, penyakit jadi sulit diobati di kemudian hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut. resistensi antibiotik akibat penggunaan obat antibiotik sembarangan kini menjadi ancaman kesehatan global.
Dokter umumnya sangat berhati-hati saat memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit yang serius.
Melansir NHS, antibiotik baru diberikan apabila infeksi sulit sembuh tanpa obat, menular, sulit sembuh tanpa bantuan pengobatan, berisiko memicu komplikasi parah.
Orang yang rentan terkena infeksi parah terkadang juga diberi obat antibiotik sebagai langkah pencegahan atau profilaksis antibiotik.
Jadi, Anda jangan heran apabila para dokter tidak memberikan antibiotik untuk penyakit akibat infeksi virus, jamur, atau infeksi bakteri yang sifatnya ringan.
Pilihan antibiotik yang diberikan dokter, tergantung infeksi kuman yang menyerang tubuh. Karena, satu jenis antibiotik hanya efektif untuk melawan bakteri atau parasit tertentu.
Dokter juga menimbang kondisi kesehatan penderita, tingkat keparahan penyakit, kondisi ginjal, dampaknya saat dipadukan dengan obat lain, riwayat alergi, persebaran penyakit di suatu daerah. dll.
1. Penisilin
Fungsi antibiotik ini jamak digunakan untuk mengobati infeksi umum misalkan infeksi umum, infeksi kulit, dada, dan saluran kencing.
Jenis antibiotik penisilin contohnya penisilin dan amoksisilin.
2. Cephalosporin
Fungsi antibiotik ini jamak digunakan untuk mengobati infeksi yang sifatnya serius, seperti septikemia dan meningitis.
Jenis antibiotik cephalosporin contohnya cephalexin.
3. Aminoglikosida
Fungsi antibiotik ini untuk mengobati infeksi yang sangat berbahaya seperti septikemia.
Penggunaan antibiotik ini perlu ekstra hati-hati dan hanya dilakukan tenaga kesehatan di rumah sakit.
Pasalnya, obat ini memiliki efek samping serius seperti gangguan pendengaran dan kerusakan ginjal.
Obat ini biasanya berupa obat suntik. Tapi, ada juga yang berupa obat tetes untuk infeksi telinga dan mata.
Jenis antibiotik aminoglikosida contohnya gentamisin dan tobramycin.
4. Tetrasiklin
Fungsi antibiotik ini untuk mengobati beragam infeksi seperti jerawat membandel dan penyakit kulit rosacea.
Jenis antibiotik tetrasiklin contohnya tetrasiklin dan doksisiklin.
5. Makrolida
Fungsi antibiotik ini untuk mengatasi penyakit infeksi paru-paru dan dada.
Antibiotik ini juga bisa menjadi obat alternatif untuk orang yang alergi antibiotik jenis penisilin, atau mengobati penyakit infeksi bakteri yang restisten antibiotik penisilin.
Jenis antibiotik makrolida contohnya eritromisin dan klaritromisin.
6. Fluoroquinolones
Fungsi antibiotik ini untuk mengatasi beragam penyakit infeksi, terutama infeksi saluran pernapasan dan infeksi saluran kencing.
Antibiotik ini jarang diberikan untuk pengobatan rutin jangka panjang karena memiliki efek samping yang serius.
Jenis antibiotik fluoroquinolones contohnya ciprofloxacin dan levofloxacin.
Saat diberi obat antibiotik dari dokter, Anda wajib mengonsumsinya dengan cara yang benar.
Perhatikan cara mengonsumsi obat apakah perlu dalam kondisi perut kosong atau perlu makan terlebih dahulu, dosisnya, dan petunjuk lain.
Hal yang tak kalah penting, pastikan Anda menghabiskan seluruh antibiotik agar pengobatan benar-benar tuntas. Hindari menghentikan pengobatan di tengah jalan tanpa persetujuan dokter.
https://health.kompas.com/read/2020/12/01/160400068/6-jenis-antibiotik-yang-umum-digunakan-dan-fungsinya