Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Dampak Buruk Kurang Tidur yang Perlu Diwaspadai

KOMPAS.com – Kebutuhan akan tidur kiranya sama penting dengan kebutuhan akan makan.

Pasalnya, kurang tidur apabila dibiasakan dapat menimbulkan berbagai masalah pada otak dan tubuh manusia.

Banyak orang mungkin sudah tahu atau pernah mengalami bawah kurang tidur bisa menyebabkan mudah marah.

Namun, beberapa orang mungkin belum mengetahui apa yang bisa ditimbulkan dari kurang tidur terhadap kehidupan seks, ingatan, kesehatan, penampilan, dan bahkan kemampuan untuk menurunkan berat badan.

Berikut ini adalah beberapa dampak buruk kurang tidur yang layak diantisipasi:

1. Kantuk menyebabkan kecelakaan

Kurang tidur adalah ancaman keselamatan publik yang dapat hadir setiap hari di jalan.

Pasalnya, kurang tidur dapat meningkatkan risiko kecelakaan saat berkendara.

Studi yang dilakukan AAA Foundation for Traffic Safety menunjukkan bahwa kurang tidur hanya satu jam saja dapat meningkatkan risiko kecelakaan keesokan harinya hingga hampir dua kali lipat.

Sementara, hanya tertidur selama empat atau lima jam saja di malam hari meningkatkan risiko kecelakaan menjadi empat kali lebih besar.

Studi lain menunjukkan bahwa kurang tidur dan kualitas tidur yang buruk juga menyebabkan kecelakaan dan cedera saat bekerja.

Dalam sebuah penelitian, pekerja yang mengeluh tentang rasa kantuk yang berlebihan di siang hari mengalami lebih banyak kecelakaan kerja, terutama kecelakaan kerja yang berulang.

Mereka juga mengalami lebih banyak hari sakit akibat kecelakaan.

2. Kurang tidur membuat “bodoh”

Melansir WebMD, tidur memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar, sehingga kurang tidur dapat merusak proses kognitif ini dalam banyak hal.

Pertama, kurang tidur bisa merusak perhatian, kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Ini membuatnya lebih sulit untuk belajar secara efisien.

Kedua, pada malam hari, berbagai siklus tidur berperan dalam "mengkonsolidasikan" ingatan dalam pikiran.

Jika Anda tidak cukup tidur, Anda tidak akan dapat mengingat apa yang Anda pelajari dan alami sepanjang hari.

3. Dapat menyebabkan masalah kesehatan serius

Gangguan tidur dan kurang tidur kronis dilaporkan dapat membuat seseorang berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan serius, seperti:

  • Penyakit jantung
  • Serangan jantung
  • Gagal jantung
  • Detak jantung tidak teratur
  • Tekanan darah tinggi
  • Stroke
  • Diabetes

Menurut beberapa perkiraan, 90 persen orang dengan insomnia (gangguan tidur yang ditandai dengan sulitnya tidur dan sulit tidur lelap) juga memiliki kondisi kesehatan lain.

4. Membunuh dorongan seks

Pakar tidur mengatakan bahwa pria dan wanita yang kurang tidur melaporkan libido yang lebih rendah dan minat yang kurang pada seks.

Energi yang terkuras, rasa kantuk, dan ketegangan yang meningkat mungkin menjadi penyebab utamanya.

Untuk pria dengan sleep apnea, masalah pernapasan yang mengganggu tidur, mungkin ada faktor lain yang menyebabkan penurunan kualitas seksual.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism pada 2002 menunjukkan bahwa banyak pria dengan sleep apnea juga memiliki kadar testosteron yang rendah.

Dalam studi tersebut, hampir setengah dari pria yang menderita sleep apnea parah juga mengeluarkan kadar testosteron yang sangat rendah pada malam hari.

5. Rasa kantuk membuat depresi

Seiring waktu, kurang tidur dan gangguan tidur bisa berkontribusi pada gejala depresi.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan Sleep Foundation di Amerika pada 2005, ditemukan bahwa orang yang didiagnosis dengan depresi atau kecemasan cenderung tidur kurang dari enam jam di malam hari.

Gangguan tidur yang paling umum, insomnia, memiliki kaitan terkuat dengan depresi.

Dalam sebuah studi pada 2007 terhadap 10.000 orang, mereka yang menderita insomnia lima kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan mereka yang tidak.

Nyatanya, insomnia seringkali merupakan salah satu gejala awal depresi.

Insomnia dan depresi saling memengaruhi. Kurang tidur sering kali memperburuk gejala depresi, dan depresi bisa membuat seseorang lebih sulit tidur.

Sisi positifnya, mengobati masalah tidur dapat membantu mengatasi depresi dan gejalanya, maupun sebaliknya.

6. Mempercepat penuaan dini

Kebanyakan orang pernah mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah beberapa malam kurang tidur.

Namun ternyata, kurang tidur kronis dapat menyebabkan kulit kusam, garis-garis halus, dan lingkaran hitam di bawah mata.

Melansir Healht Line, ketika Anda tidak cukup tidur, tubuh Anda dapat melepaskan lebih banyak hormon stres kortisol.

Dalam jumlah berlebih, kortisol dapat memecah kolagen kulit, protein yang menjaga kulit tetap halus dan elastis.

Kurang tidur juga menyebabkan tubuh melepaskan terlalu sedikit hormon pertumbuhan manusia.

Saat kita muda, hormon pertumbuhan manusia mendorong pertumbuhan.

Seiring bertambahnya usia, hormon ini membantu meningkatkan massa otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang.

7. Menurunkan daya ingat atau membuat jadi pelupa

Mencoba menjaga ingatan Anda tetap tajam? Cobalah cukup tidur.

Melansir Insider, kurang tidur bisa menurunkan ingatan pada orang dewasa maupun anak-anak.

Alhasil, pada anak-anak, kurang tidur akan membuat mereka lebih sulit menerima pelajaran ketika di sekolah.

Hal yang sama juga berlaku pada orang dewasa.

Gangguan tidur untuk waktu yang lama bisa menyebabkan perubahan struktural otak yang berhubungan dengan memori jangka panjang.

Lebih jauh lagi, kurang tidur telah dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.

Beberapa penelitian menemukan, tidur bisa membantu membersihkan otak dari protein beta-amyloid yang berhubungan dengan penyakit tersebut.

8. Membuat berat badan bertambah

Kurang tidur tampaknya terkait dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan sehingga bisa memicu penambahan berat badan.

Menurut sebuah studi pada 2004, orang yang tidur kurang dari enam jam sehari hampir 30 persen lebih mungkin mengalami obesitas dibandingkan mereka yang tidur tujuh sampai sembilan jam.

Penelitian terbaru berfokus pada hubungan antara tidur dan peptida yang mengatur nafsu makan.

Waktu tidur yang lebih singkat dikaitkan dengan penurunan hormon leptin dan peningkatan ghrelin.

Ghrelin dapat merangsang rasa lapar. Sedangkan leptin memberi sinyal kenyang ke otak dan menekan nafsu makan.

Tidak hanya tampaknya merangsang nafsu makan, kurang tidur juga merangsang keinginan untuk makanan tinggi lemak dan tinggi karbohidrat.

9. Meningkatkan risiko kematian

Dalam "Whitehall II Study," para peneliti Inggris melihat bagaimana pola tidur mempengaruhi kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil Inggris selama dua dekade.

Hasilnya, yang diterbitkan pada 2007, menunjukkan bahwa mereka yang kurang tidur dari tujuh menjadi lima jam atau kurang dalam semalam hampir menggandakan risiko kematian mereka dari semua penyebab.

Secara khusus, kurang tidur melipatgandakan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

10. Mengganggu penilaian

Kurang tidur dapat pula memengaruhi interpretasi seseorang terhadap peristiwa.

Ini dapat merusak kemampuan diri untuk membuat sebuah penilaian yang masuk akal karena mungkin tidak menilai situasi secara akurat dan menindaklanjutinya dengan bijak.

Orang yang kurang tidur tampaknya sangat rentan terhadap penilaian yang buruk dalam menilai apa akibat kurang tidur terhadap mereka.

Di dunia yang semakin serba cepat, mengurangi waktu tidur telah menjadi semacam “presitise”.

Namun pakar tidur mengatakan jika Anda merasa baik-baik saja dengan kurang tidur, Anda mungkin salah. Dan, jika Anda bekerja dalam profesi yang menilai tingkat fungsi Anda penting, ini bisa menjadi masalah besar.

Studi menunjukkan bahwa seiring waktu, orang yang tidur enam jam, bukan tujuh atau delapan semalam, mulai merasa bahwa mereka telah beradaptasi dengan kurang tidur itu atau mereka sudah terbiasa.

Tetapi, jika Anda melihat bagaimana mereka sebenarnya melakukan tes kewaspadaan mental dan kinerja, mereka terus menurun.

https://health.kompas.com/read/2020/12/29/200700768/10-dampak-buruk-kurang-tidur-yang-perlu-diwaspadai

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke