KOMPAS.com - Akhir-akhir ini, air fryer sangat populer di seluruh dunia.
Dalam iklannya, air fryer digadang-gadang dapat menjadi solusi bagi para pencinta gorengan yang takut mengonsumsi minyak.
Air fryer diklaim dapat membantu menurunkan kandungan lemak dari makanan yang digoreng, seperti kentang goreng, sayap ayam, tempura.
Namun, apakah klaim tersebut benar?
Merangkum dari Healthline, pada dasarnya air fryer adalah alat dapur populer yang digunakan untuk membuat makanan yang digoreng seperti daging, kue kering, dan keripik kentang.
Alat ini bekerja dengan mengedarkan udara panas di sekitar makanan sehingga bagian luar makanan tersebut menjadi renyah dan garing.
Melansir dari studi berjudul “Food Processing and Maillard Reaction Products: Effect on Human Health and Nutrition”, alat ini dapat menyebabkan reaksi kimia yang dikenal sebagai reaksi Maillard.
Reaksi Maillard adalah reaksi yang terjadi antara asam amino dan gula pereduksi karena adanya panas.
Reaksi ini dapat menyebabkan perubahan warna dan rasa makanan.
Makanan yang digoreng di air fryer disebut-sebut sebagai alternatif yang sehat untuk makanan yang digoreng berkat kandungan lemak dan kalori yang lebih rendah.
Beberapa merek mengeklaim bahwa menggunakan air fryer dapat membantu mengurangi kandungan lemak gorengan hingga 75 persen.
Hal ini karena air fryer membutuhkan minyak yang jauh lebih sedikit daripada penggorengan biasa.
Sementara banyak resep masakan yang digoreng membutuhkan hingga 3 cangkir (750 ml) minyak, makanan yang digoreng dengan air fryer hanya membutuhkan sekitar 1 sendok makan (15 mL).
Ini berarti bahwa penggorengan menggunakan minyak 50 kali lebih banyak daripada menggoreng menggunakan air fryer.
Satu studi berjudul “A comparative study of the characteristics of French fries produced by deep fat frying and air frying” membandingkan karakteristik kentang goreng yang digoreng dengan air fryer dan minyak biasa.
Dari perbandingan tersebut diketahui keduanya menghasilkan kentang goreng yang memiliki kadar air, tekstur, dan warna yang sama.
Dengan demikian, menggunakan air fryer akan lebih berdampak besar bagi kesehatan karena dapat menurunkan asupan lemak dari minyak nabati.
Risiko terkena penyakit jantung dan peradangan pun akan menurun.
Selain itu, air fryer juga dapat mengurangi pembentukan senyawa berbahaya.
Selain lebih tinggi lemak dan kalori, menggoreng makanan dengan minyak dapat menciptakan senyawa yang berpotensi berbahaya, seperti akrilamida.
Akrilamida adalah senyawa yang terbentuk dalam makanan kaya karbohidrat selama metode memasak panas tinggi, termasuk menggoreng.
Akrilamida diklasifikasikan sebagai senyawa karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.
Sebuah penelitian berjudul “Effect of pretreatments and air-frying, a novel technology, on acrylamide generation in fried potatoes” menemukan bahwa air fryer mengurangi akrilamida hingga 90 persen dibandingkan dengan penggorengan minyak.
Namun, penting untuk dicatat bahwa senyawa berbahaya lainnya mungkin masih terbentuk selama proses menggoreng dengan air fryer.
Aldehida, amina heterosiklik, dan hidrokarbon aromatik polisiklik adalah beberapa bahan kimia berbahaya lainnya yang terbentuk dengan pemasakan panas tinggi.
Senyawa-senyawa tersebut dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan bagaimana penggorengan dapat mempengaruhi pembentukan senyawa ini.
https://health.kompas.com/read/2021/07/05/180200768/benarkah-menggoreng-dengan-air-fryer-lebih-sehat-