Jika iya, saatnya untuk berhenti mempercayai mitos tersebut. Perlu diketahui, tidak ada ukuran penis normal atau standar.
Melansir Planned Parenthood, setiap penis pria itu unik. Artinya, tidak ada yang benar-benar sama persis.
Ukuran penis bisa besar atau kecil, panjang atau pendek, kulitnya lebih tebal atau tipis, sampai bentuknya ada yang lurus atau bengkok.
Penis baru dikatakan tidak normal apabila terasa sakit atau muncul rasa tidak nyaman pada alat vital pria ini.
Bagi para pria, setop khawatir dengan ukuran dan bentuk alat vital Anda. Berikut beberapa faktor yang memengaruhi ukuran penis:
1. Genetik
Melansir Medical News Today, faktor genetik menentukan penampilan sampai keseharian makhluk hidup, termasuk ukuran penis.
Sebagai informasi, manusia mewarisi dua salinan dari setiap gen orangtuanya. Beberapa gen tersebut membentuk kromosom.
Manusia memiliki 23 pasang kromosom. Dari jumlah tersebut, terdapat 22 autosom dan satu pasang kromosom seks.
Kromosom seks menentukan jenis kelamin dan karakteristik seksual sekundernya.
Pria akan mewarisi satu kromosom Y dari ayah, dan satu kromososm X dari ibu.
Nah, kromosom Y akan membawa informasi genetik pertumbuhan alat kelamin dan kesuburan pria, termasuk perkembangan penis dan testis.
Sedangkan ahli memperkirakan ukuran penis sampai ketebalannya dipengaruhi kromosom X.
Kromosom X mengandung 900-1.400 gen, sedangkan kromosom Y hanya menampung sekitar 70-200 gen.
Perbedaan ini mungkin menjelaskan mengapa ukuran penis pria bisa berbeda-beda, termasuk antar-saudara kandung.
Selain itu, mutasi genetik juga dapat memengaruhi ukuran sampai bentuk penis. Misalkan pada pengidap sindrom kallmann dan sindrom klinefelter.
2. Hormon
Ukuran penis bukan hanya dipengaruhi faktor genetik. Beberapa hormon juga dapat memengaruhi pertumbuhan penis dan testis.
Selama masa pubertas, kelenjar pituitari akan menghasilkan hormon luteinizing (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH) lebih banyak.
LH meningkatkan produksi testosteron di testis, sedangkan FSH meningkatkan produksi sperma.
Selain itu, variasi kadar hormon testosteron selama kehamilan dapat memengaruhi pertumbuhan penis di dalam kandungan.
Misalkan, ibu hamil yang tidak dapat menghasilkan hormon human chorionic gonadotrophin (hCG). Hormon pertumbuhan ini merangsang perkembangan testosteron pada janin.
Dampaknya, bayi yang lahir memiliki ukuran penis sampai bentuk yang tidak berkembang seperti biasanya.
3. Paparan bahan kimia berbahaya
Faktor eksternal seperti lingkungan juga dapat memengaruhi ukuran penis. Di antaranya paparan pestisida, plasticizer, dan bahan kimia berbahaya lainnya.
Paparan bahan kimia dalam jangka panjang dapat memicu mutasi genetik sampai menyebabkan gangguan hormon.
Menurut beberapa studi, paparan bahan kimia yang berdampak pada ukuran penis ini bisa terjadi selama kehamilan atau ketika anak sudah remaja.
4. Nutrisi
Kekurangan gizi saat bayi di dalam kandungan atau anak dalam masa pertumbuhan juga dapat memengaruhi hormon dan tumbuh kembang, termasuk ukuran penis.
Selain itu, malnutrisi pada remaja juga dapat menyebabkan pubertas terlambat. Imbasnya, ukuran penis dan testis biasanya lebih kecil.
Perlu diingat-ingat juga, selama ini banyak mitos seputar ukuran penis. Salah satunya soal masturbasi bisa memperbesar penis. Hal itu keliru dan tak usah dipercaya lagi.
Selain itu, ada beberapa alat vakum, pil, atau krim yang dijual untuk memperbesar penis.
Namun, lagi-lagi beberapa upaya tersebut belum terbukti secara ilmiah manfaatnya. Bahkan, beberapa di antara metode tersebut meningkatkan risiko infeksi, penis bengkak, ruam, sampai disfungsi ereksi.
Salah satu cara memperbesar penis yang sudah terbukti aman dan ampuh secara medis baru operasi. Biasanya, prosedur ini direkomendasikan untuk pria yang punya masalah mikropenis.
https://health.kompas.com/read/2021/09/08/220100968/ukuran-penis-kenali-4-faktor-yang-memengaruhinya-