KOMPAS.com - PCOS atau Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan gangguan hormonal yang menyebabkan gangguan ovulasi pada wanita di usia subur.
Kondisi ini menyebabkan siklus menstruasi wanita terganggu karena siklus menstruasi tergantung pada keseimbangan hormon.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keseimbangan hormon terganggu, yaitu:
PCOS ditandai dengan tiga gejala utama berikut:
Pengaruh PCOS Pada Wanita
PCOS merupakan kondisi yang serius serta memerlukan pengobatan yang tepat dan cepat.
Jika dibiarkan berlarut-larut, PCOS tidak hanya menyebabkan gangguan pada hormon reproduksi tetapi dapat memberikan dampak negatif besar dalam berbagai aspek kehidupan wanita.
Berikut dampak buruk PCOS dalam kehidupan wanita:
1. Reproduksi
PCOS menyebabkan wanita memiliki sel telur yang berukuran kecil sehingga tidak memiliki masa subur karena tidak terjadi ovulasi.
Dikarenakan PCOS menghalangi fertilisasi atau pembuahan menyebabkan tidak terjadi kehamilan sehingga penderita lebih sulit hamil.
Selain itu, PCOS juga meningkatkan risiko terkena kanker dinding rahim karena terjadi penebalan dinding rahim.
“Pada saat haid, dinding rahim meluruh, keluar gitu ya, yang bercampur dengan darah. Kalau dia tebel, efeknya bisa jadi kanker di kemudian hari," jelas dr. Keven Tali, SpOG selaku dokter spesialis kebidanan dan kandungan, pada Doctor Talk (14/9).
Maka dari itu, wanita yang tidak haid lebih dari dua atau tiga bulan akan diberikan obat sehingga mereka mengalami haid dan dinding rahimnya tidak menebal.
2. Metabolik
Insulin merupakan zat yang dihasilkan tubuh untuk membawa gula darah di pembuluh darah untuk masuk ke dalam sel.
Pada penderita PCOS respon sel tubuh terhadap insulin menjadi terganggu yang menyebabkan tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik.
Kondisi ini disebut resistensi insulin. Gula darah yang tidak dapat masuk ke dalam sel akan beredar di dalam pembuluh darah. Inilah yang menyebabkan gula darah seseorang tinggi.
Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, diabetes mellitus tipe dua atau kencing manis, jantung kronis, dan stroke.
PCOS juga erat kaitannya dengan penderita-penderita yang mengalami kegemukan atau obesitas. Terbukti, 95 persen penderita PCOS bisa mengalami kegemukan.
Namun, tidak menutup kemungkinan PCOS terjadi pada wanita dengan berat badan ideal. Kondisi ini disebut lean PCOS.
Lean PCOS, yaitu kategori PCOS yang kurus, tidak tumbuh jerawat di wajah, dan tidak ada tanda-tanda hiperandrogen, tetapi memiliki siklus haid yang tidak teratur disertai dengan gambar polikistik.
Keven menerangkan bahwa PCOS penting untuk segera ditangani agar kualitas hidup seseorang tidak terganggu dan mencegah munculnya penyakit lain di kemudian hari.
3. Psikologis
PCOS menyebabkan wanita mengalami gangguan haid, infertilitas, obesitas, dan tumbuhnya rambut yang berlebihan.
Kondisi ini dapat berpengaruh pada kesehatan mental atau kejiwaan penderita. Biasanya, wanita dengan PCOS mengalami gangguan kecemasan hingga depresi.
Tetap bisa hamil
PCOS merupakan sindrom atau kumpulan gejala sehingga dapat dikendalikan dengan penanganan yang tepat.
Wanit yang mengalami PCOS meamng sulit untuk hamil dan berpotensi besar mengalami komplikasi selama kehamilan.
Meski demikian, penanganan yang tepat bisa mengatasi semua hal tersebut.
“Sebagian besar wanita penderita PCOS dapat hamil hanya dengan melakukan modifikasi gaya hidup. Jadi jangan judgemental dulu,” ucap Keven.
https://health.kompas.com/read/2021/09/20/160000868/3-pengaruh-pcos-dalam-kehidupan-wanita