KOMPAS.com - Puasa Ramadhan dijalankan oleh sebagian besar umat Muslim di seluruh dunia.
Selama puasa, setiap umat Muslim dilarang makan, minum, dan berhubungan seks dari fajar hingga matahari tenggelam.
Namun, Al-quran secara khusus membebaskan orang sakit dari puasa Ramadhan.
Hal itu relevan jika puasa memperburuk penyakit seseorang atau menunda pemulihan.
Hanya saja, banyak juga umat Muslim yang sakit tetap menjalankan puasa Ramadhan, termasuk yang memiliki penyakit jantung.
Baca juga: Amankah Penderita Penyakit Jantung Puasa Ramadhan? Ini Ulasannya...
Menurut tinjauan yang dikutip dari National Library of Medicine (NLM), sebagian besar pasien penyakit jantung kronis dapat berpuasa dengan aman.
Dampak puasa Ramadhan pada pasien penyakit jantung kronis sangat minimal dan tidak menyebabkan peningkatkan kejadian akut.
Sebagian besar dosis obat dan aturan pakainya bisa diatur selama pasien menjalankan ibadah ini dan mungkin tidak perlu diubah.
Namun, pakar kesehatan seperti yang dikutip dari British Heart Foundation (BHF) menyarankan puasa dikecualikan untuk pasien dengan kondisi berikut:
Artikel ini selanjutnya akan mengulas mengenai cara minum obat pasien penyakit jantung yang diperbolehkan puasa Ramadhan.
Baca juga: Apa Penyebab Penyakit Jantung Bawaan dan Gejalanya
Jika Anda memiliki masalah kesehatan jantung atau peredaran darah, kemungkinan besar Anda akan diberi resep obat rutin untuk membantu Anda tetap sehat.
Namun ketika puasa Ramadhan, rutinitas minum obat penyakit jandung Anda mungkin tidak bisa berjalan normal, sehingga perlu penyesuaian.
Anda perlu berkonsultasi dengan dokter apakah kondisi kesehatan Anda memungkinkan untuk mengubah jadwal minum obat selama puasa Ramadhan.
Menurut BHF, beberapa obat aman untuk diubah jadwal minumnya.
Misalnya, jika Anda minum obat sekali sehari di pagi hari, Anda mungkin dapat menggantinya dengan minum obat di malam hari saat Anda buka puasa.
Baca juga: Penyakit Jantung Sumbang Sepertiga Kematian Perempuan secara Global