KOMPAS.com - Baby oil adalah minyak mineral berbasis minyak bumi untuk menjaga kulit tetap lembut.
Penelitian menyoroti bahwa mengoleskannya ke kulit bayi mungkin berguna untuk mengatasi kulit kering.
Namun, terkadang orang dewasa pun menggunakan baby oil untuk keulit mereka, bahkan ada beberapa orang yang menggunakan baby oil sebagai pelumas ketika berhubungan seks.
Lalu, apakah penggunaan baby oil untuk pelumas ketika berhubungan seks aman?
Melansir dari Medical News Today, ternyata baby oil tidak disarankan untuk digunakan sebagai pelumas.
Penelitian telah menemukan bahwa menggunakan baby oil sebagai pelumas dapat menyebabkan infeksi.
Satu studi menemukan hubungan antara penggunaan baby oil sebagai pelumas dan tingkat infeksi dubur yang lebih tinggi ketika baby oil digunakan untuk seks anal.
Selain itu, penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya pun menemukan hal yang sama.
Menggunakan baby oil sebagai pelumas vagina berpotensi untuk mengembangkan infeksi karena bakterial vaginosis.
Di samping itu, baby oil tidak larut dalam air, artinya mungkin sulit dihilangkan setelah berhubungan seks atau masturbasi.
Saat menghilangkan baby oil dari kulit, seseorang perlu menggosok area tersebut dengan sabun dan air.
Hal ini dapat menyebabkan kemungkinan iritasi.
Baby oil juga dapat merusak kondom.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), penggunaan kondom pria yang benar tidak boleh melibatkan produk berbasis minyak, seperti baby oil.
Sebaliknya, CDC merekomendasikan pelumas berbasis air atau silikon.
Menggunakan baby oil pada kondom lateks dapat merusak lateks, yang dapat menyebabkan kondom rusak.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kerusakan kondom dapat terjadi setidaknya 1 menit setelah terpapar baby oil.
Ini menempatkan orang pada risiko kehamilan atau infeksi menular seksual (IMS).
https://health.kompas.com/read/2021/12/30/220000968/bolehkah-menggunakan-baby-oil-sebagai-pelumas-seks-