KOMPAS.com - Mata kita bisa rusak karena beberapa penyebab, salah satunya adalah kebiasaan buruk yang mungkin tidak disadari.
Mengutip Cleveland Clinic, ada ratusan gangguan mata yang berbeda, sebagian bisa diperbaiki dan lainnya menyebabkan kerusakan fatal.
Glaukoma, katarak, retinopati terkait diabetes, dan degenerasi makula terkait usia (AMD), merupakan contoh kerusakan mata yang tidak dapat diperbaiki hingga menyebabkan kebutaan.
Menghindari kebiasaan buruk pemicu kerusakan mata dapat menjadi salah satu cara kita untuk mencegah gangguan indra penglihatan ini.
Mengutip AARP, berikut adalah 7 kebiasaan terburuk pemicu kerusakan mata yang harus kita hindari:
1. Merokok
Asap rokok lebih dari sekadar mengiritasi mata Anda. Penelitian menunjukkan kebiasaan ini juga dapat meningkatkan risiko Anda terkena AMD.
AMD adalah kerusakan mata yang mengaburkan penglihatan sentral.
Orang yang berusia di atas 55 tahun berisiko mengalami degenerasi makula.
Kemudian, tinjauan besar terhadap studi yang diterbitkan dalam "Journal of Ophthalmology" menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko yang jauh lebih besar untuk mengalami degenerasi makula.
Para perokok dalam penelitian tersebut mengembangkan kerusakan mata ini rata-rata 5 tahun lebih awal, dari pada mereka yang tidak pernah merokok.
Risiko ini bisa terjadi karena merokok mengurangi efektivitas antioksidan di makula.
Makula adalah area kecil di tengah retina yang diperlukan untuk melihat hal-hal di depan.
Asap rokok juga mengurangi jumlah oksigen di pembuluh darah kecil yang memasok mata, menyebabkan rusaknya penglihatan.
2. Menatap gawai lama-lama
Menatap gawai berlama-lama hingga menjadi kebiasaan sehari-hari, membuat Anda berisiko mengalami kerusakan mata.
Normalnya, kita berkedip setiap 4 detik sekali dan di depan komputer kita berkedip setiap 8-10 detik sekali.
Perbedaan ini mungkin terdengar tidak signifikan, tetapi berkedip membuat mata kita tetap terlumasi.
Jika mata Anda tidak cukup terlumasi, Anda bisa mengembangkan gejala mata kering dan menyebabkan ketegangan mata.
Ada pun dampak lainnya dari terlalu banyak menatap layar gawai pada jam tidur Anda.
Kecerahan layar dan aktivitasnya memberi tahu otak Anda bahwa ini siang hari, jadi Anda cenderung tidak merasa lelah. Sehingga, pola tidur Anda bisa terganggu.
3. Terpapar sinar matahari
Radiasi ultraviolet (UV) dari matahari bisa menjadi pemicu kerusakan mata, tidak hanya kulit.
Sinar UV dapat merusak jaringan permukaan mata, kornea dan lensa.
Seiring waktu, kerusakan itu dapat menyebabkan katarak, degenerasi makula, dan kanker mata.
Anda juga bisa mengalami sengatan matahari pada mata yang disebut fotokeratitis, yang bisa sangat menyakitkan.
Untuk membantu mencegah semua risiko kerusakan mata di atas, disarankan menggunakan kacamata hitam.
Mungkin tidak hanya selama musim panas, tetapi setiap hari sepanjang tahun, bahkan pada hari berawan.
Sulit untuk mengaplikasikan tabir surya di dekat mata, sehingga kacamata hitam dapat bertindak sebagai penghalang fisik, menghalangi sinar UV dari kelopak mata dan kulit di sekitar mata.
Selain itu, lensa kacamata hitam umumnya memiliki perlindungan UV.
Untuk memastikan mata Anda terlindungi sepenuhnya, Anda perlu memeriksa label atau stiker kacamata apakah memberikan perlindungan UV 100 persen.
4. Tidur dengan lensa kontak
Menggunakan lensa kontak atau softlens mungkin lebih nyaman digunakan dari pada kacamata.
Namun, alat bantu ini dapat menyebabkan masalah lain yang menjadi pemicu kerusakan mata.
Masalah terbesar adalah risiko infeksi, yang dapat menyebabkan jaringan parut permanen pada kornea dan kebutaan.
Bakteri dan kotoran lainnya bisa terperangkap di softlens Anda, jika Anda tidak rajin membersihkannya.
Softlens yang kotor itu kemudian bisa menginfeksi kornea. Jika Anda kebiasaan menggunakan kontak lensa terlalu lama atau bahkan melewati masa kadaluarsa, risiko kerusakan mata tinggi.
Kebanyakan kasus kerusakan mata karena softelens disebabkan orang lupa melepasnya saat tidur.
Menurut penelitian Morbidity and Mortality Weekly Report, sekitar 1 dari 3 pemakai lensa kontak mengakui kesalahan itu.
Kebiasaan menunda melepas softlens saat ingin tidur meningkatkan risiko infeksi mata 6-8 kali lipat.
5. Menggosok mata
Kebiasaan menggosok mata yang gatal terlalu agresif dapat menjadi pemicu kerusakan mata.
Kornea mata Anda berisiko rusak. Contoh kerusakan mata pada kornea termasuk keratoconus.
Keratoconus merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika kornea Anda menipis dan mulai menonjol keluar menjadi bentuk kerucut.
Kondisi tersebut menyebabkan Anda memiliki penglihatan Anda akan kabur dan terdistorsi.
Penting diketahui bahwa menggosok mata dengan ringan bisa mengeluarkan air dari kelenjar air mata untuk melumasi. Namun, tidak boleh terlalu agresif atau sering.
Disarankan saat mata Anda kemerahan, iritasi, atau kering, lebih baik ambil beberapa tetes pelumas mata atau letakkan waslap hangat di atas mata Anda.
6. Tidur dengan riasan
Sebagian orang mungkin memilih tidak menghapus make up saat ingin tidur karena terlalu malas atau lelah setelah beraktivitas.
Namun, itu kebiasaan buruk yang bisa menjadi pemicu kerusakan mata Anda.
Anda berisiko mengalami bintitan, benjolan menyakitkan yang tumbuh dai pangkal bulu mata atau di bawah kelopak mata.
Penting juga diketahui bahwa pembersih muka berbasis minyak dapat memperburuk beberapa gejala mata kering karena minyak dapat menumpuk di kelenjar air mata.
Sebagai alternatifnya, Anda bisa menggunakan pembersih berbasis non-minyak, seperti sabun yang sangat lembut.
7. Minum alkohol berlebihan
Alkohol secara luas diketahui merupakan minuman yang bisa merusak kesehatan keseluruhan tubuh, termasuk mata.
Minum dengan tingkat alkohol yang sangat tinggi atau penyalahgunaan alkohol kronis memiliki efek samping yang paling merusak penglihatan.
Tingginya tingkat alkohol dalam darah dapat secara permanen merusak saraf optik dan pusat penglihatan.
Sehingga, kebiasaan minum alkohol berlebihan bisa menjadi pemicu kerusakan mata Anda yang tak terbantahkan.
Tinjauan studi yang diterbitkan pada 2021 di "Journal of Opthalmic & Vision Research" menemukan bahwa konsumsi alkohol kronis meningkatkan risiko katarak, degenerasi makula, retinopati diabetik, dan berbagai jenis neuropati optik.
https://health.kompas.com/read/2022/10/18/120000968/7-kebiasaan-pemicu-kerusakan-mata-yang-harus-dihindari