Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambil Gendang, Tabuh Suka-suka, Sehatlah Anda!

Kompas.com - 11/01/2008, 00:13 WIB

Lepaskan jiwa musik yang bersembunyi di benak Anda. Tabuhlah drum dan dapatkan jalan menuju kebugaran. Hasil penelitian Bittman, menabuh drum bisa meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

Ketika Ginger Graziano kehilangan putranya yang berusia 19 tahun karena penyakit kanker, gelombang kesedihan yang sangat besar menghantam dirinya, menempatkan dirinya dalam kemarahan dan depresi yang tidak menentu. Tanpa ada cara untuk menyalurkan kesedihannya, rasa sakit itu menjadi tidak tertahankan.

Suatu saat ia mendengar irama perkusi, entah drum atau tambur. Dengan cepat ia mendapat respon yang sangat mendalam. Walaupun belum pernah memainkan drum, ia lalu membeli djembe, drum dari Afrika.

Perasaannya mengatakan bahwa apa pun yang ia butuhkan untuk menyembuhkan dirinya dapat terjawab dengan memainkan drum. Pada saat pertama ia duduk dan memulai menabuh drum, ia merasakan keganasan dari amarahnya tertuang melalui kedua tangannya yang sedang menabuh drum.

Berangsur-angsur, kemarahannya mulai berubah menjadi kesedihan, lalu kesedihannya berubah menjadi sikap menerima keadaan, dan pada akhirnya menjadi kebahagiaan. Drum tersebut, dan rutinitas bulanan menabuh, membuat Graziano mempunyai penyaluran untuk menumpahkan perasaannya dan menjadikan dirinya seperti sedia kala.

Memang, tata cara pengobatan konvensional sering menganggap remeh musik sebagai salah satu alternatif unik untuk penyembuhan. Musik lebih dianggap sebagai hiburan belaka dibanding untuk penyembuhan. Padahal, sudah ada penelitian yang menunjukkan manfaat menabuh drum untuk mengembalikan kebugaran.

Hemat Biaya
Tahun 2001, Barry Bittman, MD, dari Mind Body Institute di Massachusetts, AS, menyelesaikan penelitian pertama mengenai menabuh drum. Hasilnya? Jika seseorang menabuh drum dalam sebuah kelompok, hormon yang berkaitan dengan kadar stresnya dapat berkurang.

Dalam penelitian, para partisipan diambil contoh darahnya sebelum dan sesudah sesi menabuh drum untuk melihat apakah ada perubahan secara psikologis pada diri mereka. Pada kadar sel, penelitian tersebut memperlihatkan peningkatan signifikan terhadap fungsi imun.

Setelah menjalani proses menabuh drum yang disebut composite drumming, sebuah sesi aktivitas yang menggunakan drum dan alat musik rhythm lainnya, kadar aktivitas sel pembunuh alami dan sel limfokin dalam tubuh para partisipan meningkat.

Kesimpulan yang menjanjikan adalah, melakukan kegiatan menabuh drum secara bervariasi dapat menjadi cara inovatif dalam mengurangi tingkat stres dan mengobati kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Setahun kemudian Bittman melengkapi penelitian pertamanya dengan melakukan riset kedua yang melibatkan 125 orang pekerja yang peduli pada kesehatan jangka panjang. Ada akuntan, pegawai, hingga staf kebersihan.

Dalam kedua penelitiannya, Bittman tidak pernah memfokuskan diri bagaimana untuk menghasilkan musik yang enak didengar. Ia memilih musik yang menunjukkan ekspresi pada diri seseorang, yang bisa disebut suara nonmusikal.

Selain teknik gabungan menabuh drum yang disebut composite drumming protocol tersebut, Bittman juga memperkenalkan dua elemen tambahan. Hanya dengan menggunakan drum saja, para partisipan diminta untuk mengekspresikan respon mereka terhadap dua pertanyaan berbeda setiap minggunya.

Salah satunya pertanyaan, “Apa yang Anda bawa hari ini ke lingkungan kerjamu dari kehidupan pribadi Anda dan bagaimana bunyinya?”

Setiap sesi diakhiri dengan menabuh drum secara improvisasi atau membicarakan perubahan fisik ataupun emosional yang dialami oleh masing-masing individu. Pada akhir studi, menunjukkan ada penurunan yang cukup besar seputar tingkat kemarahan dan kenaikan mood partisipan, yang dikaitkan dengan pengurangan biaya kesehatan para pekerja.

Jaga Otak
Menabuh drum tak hanya dapat membuat usia Anda lebih panjang dan emosi terkontrol, tetapi juga dapat menjaga otak tetap sehat. “Irama drum diproses secara luas ke seluruh bagian otak,” kata Barry Bernstein, MT-BC, seorang ahli terapi musik.

Ini menjelaskan mengapa seorang pasien alzheimer tingkat lanjut dapat berkonsentrasi bermain drum selama 30 menit. Ini adalah daya tarik alami dari irama drum dalam memengaruhi otak untuk mencerna irama drum, terutama sereblum atau otak kecil, yang tetap aktif walaupun otak besar diserang penyakit alzheimer.

Bagi seseorang yang menderita masalah emosional seperti kemarahan atau kesedihan, menabuh drum dapat menjadi jalan untuk melepaskan perasaan tersebut tanpa harus menemukan kata-kata yang tepat untuk mengekspresikan perasaannya. Menabuh drum dapat menjadi penghubung langsung seseorang dengan dengan kondisi emosionalnya.

Jadi, bagi beberapa orang, menabuh drum secara tidak terasa akan menghilangkan masalah pribadi mereka. Dengan hilangnya halangan emosional, kesenangan dapat masuk dalam bentuk irama yang kuat.

Seperti yang terjadi pada Graziano, setiap peserta yang telah mengikuti terapi itu merasakan bahwa menabuh drum dapat menuntun mereka untuk berubah dari keputusasaan menuju ke kepercayaan diri yang kuat dan dari kehancuran menuju keseimbangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com