Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh Gaya Hidup Mencegah Sakit

Kompas.com - 11/01/2008, 19:05 WIB

Selain oleh penyakit, tidur menjadi tidak sehat juga bila alas tidur dan bantal tidak memenuhi standar kesehatan. Gangguan punggung, leher, sehingga bangun tidur tidak bugar, bisa gara-gara kasur tidur atau bantal yang sudah tak memenuhi syarat.

Untuk memperoleh tidur yang sehat, biasakan jam tidur yang terjadwal. Tubuh kita bisa disetel untuk semua jadwal kegiatan harian, sehingga tertib kerja mesinnya, termasuk jadwal bangun tidur, waktu makan, waktu jeda, dan aktivitas seks juga.

3. Makan Tiga Kali Sehari

Kesehatan kita ditentukan oleh apa yang kita makan juga. Bukan saja frekuensi, kecukupan tubuh akan semua zat gizi perlu terpenuhi porsinya. Semakin bervariasi menu harian, semakin memadai kecukupan zat gizi. Tubuh membutuhkan sekitar 40-an jenis zat gizi. Sebagian bersifat esensial atau tak bisa disediakan oleh tubuh, melainkan harus berasal dari makanan.

Kita butuh makan tiga kali sehari. Namun, bila pola makan harian kita bolak-balik hanya itu-itu saja lagi (monodiet), kecukupan tubuh akan semua zat gizi tidak terpenuhi.

Bukan pula porsi masing-masing zat gizi perlu tepat, kualitas menu juga ikut menentukan terpenuhi tidaknya kecukupan gizi tubuh kita. Bila menu harian tergolong ampas (junk food, menu siap saji), dan konsumsi itu berlangsung terus, lama-kelamaan tubuh akan kekurangan gizi.

Gejala orang modern kurang gizi terjadi sekarang ini. Itu maka produk suplemen makanan-minuman sehat semakin banjir ditawarkan. Kalau saja kita tak keliru memilih menu.

Selain asap rokok, menu yang salah bisa menjadi penyebab kanker terbesar. Menu yang bijak itu proporsional untuk masing-masing zat gizi yang tubuh butuhkan, dari bahan pilihan yang segar, tanpa pengawet, penyedap, pewarna, pemanis buatan (berbahaya), dan dikonsumsi tidak secara berlebihan.

 Jadi tak cukup sekadar memenuhi nilai gizi saja bila menunya mengandung zat berbahaya. Apakah sayur mayur yang kita konsumsi tidak tercemar pestisida yang disemprotkan, sehingga orang perlu memilih tanaman organik yang bebas pestisida. Apakah di kulit buah yang kita gerogot tidak tersisa bahan kimia pengawet. Apa zat warna, penyedap, dan pengawetnya tidak berbahaya, dan dalam takaran yang diperkenankan?

Selain itu apakah menu kita diolah secara benar? Apa kita gemar makan acar, ikan asin, beras putih (sosoh), air yang mengandung nitrat tinggi, atau oncom, kacang-kacangan yang tercemar jamur pembuat aflatoxin?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com