Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh Gaya Hidup Mencegah Sakit

Kompas.com - 11/01/2008, 19:05 WIB

Olahraga dan bergerak badan tidak menyembuhkan pembuluh darah yang sudah telanjur berkarat lemak (aterosklerosis), calon penyumbat pipa pembuluh koroner atau otak. Proses karat lemak itu sudah berlangsung sejak usia muda, berpuluh-puluh tahun apabila lemak darah (profil lipid) dibiarkan tinggi (kolesterol, trigliserida).

7. Tidak Merokok

Asap rokok tergolong karsinogenik kuat. Orang modern berisiko kena kanker dari asap rokok dan menu mewah. Tidak ada cara mengurangi risiko terkena kanker dari rokok kecuali berhenti merokok. Tidak juga dengan memilih rokok jenis mild.

Buat jantung, asap rokok ikut merusak pembuluh darah jantung, penambah tinggi hipertensi, dan efek bagusnya hanya memberi rasa segar (stimulans otak). Merokok termasuk salah satu risiko terkena jantung koroner maupun stroke.

Perokok pasif sama berat, kalau bukan lebih berat dibanding perokok aktif. Perlu ditata ruang khusus merokok di setiap tempat-tempat umum. Kita juga tercemar ribuan zat dan gas di udara. Asap dan jelaga batu bara bila memasuk dengan campuran sulfur, asap mobil, gas CO, timah hitam (timbel), nikel, kadmium, berilium, selain ozon, dan hujan asam (akibat cemaran belerang).

Jadi, kalau saja ketaatan menjalani pola hidup sehat sudah tinggi sejak muda, dan sekarang pun belum terlambat memulainya, baik penyakit yang tak perlu terjadi maupun sekiranya membawa bakat terkena penyakit metabolik dan degeratif, tak perlu sampai menimpa diri kita. Bakat kencing manis dan darah tinggi mungkin tak perlu muncul. Begitu juga jika berbakat asam urat.

Dengan berpola hidup sehat sepanjang hayat, ada bonus umur lebih panjang dihadiahkan bagi hidup kita. Bukan saja tidak mati prematur dan bisa meraih umur yang lebih panjang, melainkan juga seperti cita-cita orang di negara maju kini, selain berumur panjang juga tetap sehat (healthy aging).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com