Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Kidal, Normalkah?

Kompas.com - 12/02/2008, 19:42 WIB

TAK JARANG kita perhatikan, banyak anak kecil lebih nyaman menggunakan tangan kirinya untuk beraktivitas dibanding menggunakan tangan kanan. Perilaku ini sering dianggap tabu oleh lingkungan masyarakat timur, seperti Indonesia, dimana tata krama dan norma-norma masih dijunjung tinggi.
 
Tangan kiri dilabelkan sebagai tangan jelek yang tidak baik, sedangkan tangan kanan dilabelkan sebagai tangan bagus yang manis. Sehingga banyak pula yang memprotes tanpa henti dan akhirnya dengan sedikit pemaksaan, mereka termasuk orangtua mengajari si anak untuk menggunakan tangan kanan.
 
Perilaku yang akrab dikenal dengan kidal ini, sebenarnya bukanlah suatu kecacatan melainkan pengaruh dari dominasi fungsi salah satu otak.

Menurut Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi, Ketua III Pengurus Pusat  Ikatan Dokter Indonesia (PP IDAI), ”Di dalam kepala kita, otak mempunyai dua bagian, yaitu otak bagian kiri dan otak bagian kanan. Otak bagian kiri bertugas mengatur pergerakan dominan bagian dari kanan tubuh, sedangkan otak bagian kanan bertugas mengatur pergerakan dominan bagian dari kiri tubuh. Jadi jika si kecil lebih sering menggunakan tangan kirinya, itu berarti ia lebih didominasi oleh otak bagian kanan.”
 
Sebenarnya tidak ada masalah antara dominasi otak kiri atau otak kanan, karena keduanya mempunyai kelebihan masing-masing. Orang yang didominasi oleh otak bagian kiri (memakai tangan kanan), memiliki kemampuan berhitung, nalar sistematik yang lebih bagus dan bersifat lebih rapi.

Sedangkan orang yang didominasi oleh otak bagian kanan (memakai tangan kiri), memiliki kemampuan abstrak yang lebih bagus, memiliki jiwa seni dan ekspresi perasaan yang lebih bebas. Namun ada juga orang yang berhasil tidak hanya dalam satu bidang, artinya ia telah mampu untuk mengasah kedua bagian otaknya secara seimbang.
 
”Orangtua sebaiknya tidak melarang anak untuk lebih sering menggunakan tangan kirinya dibanding tangan kanan, karena hal ini sama saja dengan menghambat anak untuk berpikir secara luas ujar Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi.
 
Pemaksaan yang dilakukan orangtua ternyata juga dapat mengganggu perkembangan si kecil. Pemaksaan akan mengaburkan dominasi kinerja fungsi otak si kecil, anak bisa terbeban, frustasi dan marah karena merasa tidak nyaman menggunakan tangan kanannya.
Bagi orangtua hendaknya tidak memaksakan si kecil, cukup mengajarinya untuk menggunakan anggota tubuh yang sesuai norma pada saat beraktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan dan berjabat tangan. Tetapi untuk kegiatan yang bersifat pribadi, biarkan saja ia mengikuti kelebihannya itu. (M-208)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com