Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim, Donor Hati di Indonesia

Kompas.com - 10/04/2008, 21:42 WIB

 

JAKARTA, KAMIS -- Angka kasus penyakit hati menahun di Indonesia sangat tinggi. Jika tidak segera diobati, penyakit itu dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati. Untuk mengatasi hal itu, cangkok hati diperlukan agar penderita bisa hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang baik, dan dapat beraktivitas seperti semula tanpa ada batasan.

"Sampai kini penderita sirosis hati, gagal hati akut dan kanker hati kesulitan mendapatkan donor. Kalaupun ada, mutunya tidak memadai sehingga hasilnya tidak optimal," kata ahli hati Prof Ali Sulaiman saat menyampaikan pidato purnabakti, Kamis (10/4), di auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Menurut Ali, sekitar 20 juta penduduk Indonesia terserang penyakit hati menahun. Angka ini merupakan perhitungan dari prevalensi penderita dengan infeksi hepatitis B di Indonesia yang berkisar 5-10 persen dan hepatitis C sekitar 2-3 persen. Dalam perjalanan penyakitnya, 20-40 persen dari jumlah penderita penyakit hati menahun itu akan menjadi sirosis hati dalam waktu sekitar 15 tahun, tergantung sudah berapa lama seseorang menderita hepatitis menahun itu.

Ini berarti, sejumlah 4-8 juta pengidap virus itu akan jadi sirosis hati. T ahapannya ada dua, tahap pertama adalah sirosis hati awal atau disebut sebagai sirosis hati yang belum terdapat komplikasi, dan tahapan kedua adalah kelompok sirosis hati dengan komplikasi. Jika tidak melaksanakan pengobatan dan dibiarkan tidak terobati karena lalai atau tidak tahu, maka dalam beberapa waktu penderita yang semua tidak timbul komplikasi akan masuk dalam tahap sirosis dengan komplikasi.

Proses perjalanan ke arah komplikasi ini bisa lima tahun atau lebih tergantung beberapa faktor seperti gender, usia, penggunaan alkohol dan adanya penyakit penyerta. Komplikasi yang bisa terjadi di antaranya adanya cairan dalam rongga perut, kuning dan kanker hati. Jika telah muncul komplikasi, maka penderita itu sudah merupakan indikasi untuk cangkok hati.

"Dapat dibayangkan begitu banyak penderita calon cangkok hati, dan dapat dibayangkan pula jika dalam waktu tidak terlalu lama lagi akan tidak adanya tempat untuk transplantasi hati bagi penderita calon cangkok hati dari Indonesia karena China yang selama ini menyediakan fasilitas transplantasi hati dengan harga lebih murah dan proses lebih cepat kini mulai menolak pasien dari Indonesia," kata Ali.

"Beberapa bulan lalu, cangkok hati telah dapat dilaksanakan dengan hasil baik di rumah sakit di Semarang. Hal ini menunjukkan cangkok hati bisa dilakukan di Indonesia. Artinya, penderita bisa menjalani cangkok hati di Indonesia dalam waktu tidak terlalu lama. Jika bisa dilaksanakan di dalam negeri, biayanya akan lebih murah, penderita dan keluarga tidak harus repot-repot pergi ke luar negeri," ujarnya.  

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com