Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keong Mas Serang Tanaman Padi di Tegal

Kompas.com - 26/06/2008, 20:13 WIB

TEGAL, KAMIS - Hama keong mas menyerang puluhan hektar tanaman padi di Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana, Kota Tegal. Hama tersebut menyerang tanaman padi yang masih muda dan memakan daun, batang, hingga akar tanaman sehingga menyebabkan tanaman mati.

Damid (52), petani di Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, Kamis (26/6), mengatakan, saat ini sekitar 50 hektar tanaman padi di sana terserang keong mas. Padahal, tanaman tersebut masih berumur kurang dari satu bulan.

Menurut dia, serangan keong mas hampir terjadi setiap musim tanam. Namun semakin ganas pada musim kemarau seperti saat ini. Pasalnya pada musim kemarau, keong mas tidak nampak di permukaan, sehingga sulit dibasmi. Sementara pada musim penghujan, keong mas banyak tergenang di atas permukaan air, sehingga lebih mudah dibasmi.

Damid mengaku membasmi keong mas dengan obat, setiap satu minggu sekali. Harga obat pembasmi naik dari Rp 32.000 menjadi Rp 42.000 per ons. Untuk lahan seluas 2.000 meter persegi, dibutuhkan sekitar satu ons obat sekali pembasmian. Bahkan, kakinya sempat terluka akibat terantuk cangkang keong. Meskipun demikian, keong mas tetap merajalela.

Akibat serangan keong mas, banyak petani yang merugi. Mereka harus mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru. Kerugian yang ditimbulkan sekitar Rp 1 juta per lahan seluas 8.000 meter persegi.

Saat ini, Damid mulai menanami kembali sawahnya dengan bibit baru. Ia berharap agar tanamannya selamat dari gangguan hama keong mas. Oleh karena itu, selain menggunakan obat pembasmi, ia juga memunguti keong mas yang terlihat di sela-sela tanamannya.

Menurut dia, serangan keong mas semakin membebani petani. Pasalnya saat ini, mereka sudah terbebani kenaikan harga pupuk dan obat-obat. Harga eceran pupuk urea di wilayah tersebut mencapai Rp 70.000 per sak isi 50 kilogram. Untuk mendapatkannya, petani harus menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP).

Darlan (61), petani lainnya mengatakan, maraknya serangan keong mas diperkirakan juga akibat kurang lancarnya saluran pembuangan air di wilayah tersebut. Air dari wilayah selatan tidak dapat mengalir ke laut utara, sehingga terus menggenangi sawah. Bahkan sejumlah sawah sulit diolah, sehingga dibiarkan menganggur oleh pemiliknya.

Sebenarnya, pemerintah sudah beberapa kali mengadakan penyuluhan untuk petani. Namun hal itu belum menyelesaikan persoalah yang meraka alami.

Petani lainnya, Dul Rahman (56) mengatakan, selain keong mas, tanaman di sana juga sering diserang oleh tikus dan wereng. Hal itu mengakibatkan menurunnya produktifitas tanaman, sekitar 10 hingga 15 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com