Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenali Seribu Wajah Lupus

Kompas.com - 13/02/2009, 08:15 WIB

Menurut suatu survei, 9 dari 10 odapus adalah perempuan. Lupus terdapat dalam dua sampai tiga kasus lebih banyak pada ras Afrika, Asia, Hispanik, dan Amerika asli. Lupus terdeteksi lebih banyak pada masa produktif yaitu usia 15-44 tahun.

Sejauh ini, hanya 10 persen dari odapus yang memiliki saudara dekat (orangtua atau saudara) yang juga terkena atau mungkin terserang lupus. Hanya sekitar 5 persen dari bayi yang dilahirkan oleh odapus kemungkinan akan terkena penyakit ini.

Lupus tak menular, langka, bersifat seperti kanker. Belum diketahui secara pasti penyebab lupus. Namun, para peneliti meyakini faktor genetik meningkatkan risiko terkena lupus. Faktor lingkungan juga bisa memicu lupus di antaranya infeksi, obat-obatan, sinar ultraviolet, bahan kimia, stres, dan hormon.

Sejauh ini ada beberapa tipe lupus. Meski tampak serupa, tiap tipe lupus punya perbedaan gejala dan pengobatan. Menurut situs Mayoclinic, systemic lupus erythematosus dapat menyerang beberapa bagian tubuh termasuk kulit, paru-paru, ginjal, dan darah. Adapun discoid lupus erythematosus hanya menyerang kulit.

Tipe lain adalah drug induced lupus erythematosus yang terjadi setelah penderita mengonsumsi obat. Gejala lupus hilang begitu penderita berhenti memakai obat penyebab lupus. Sementara itu, neonatal lupus menyerang bayi baru lahir.

Berbeda

Lupus dikenal sebagai penyakit dengan seribu wajah sehingga menyulitkan proses diagnosis. Tidak ada dua kasus lupus yang serupa. Hal tersebut disebabkan organ tubuh yang diserang antibodi dalam tubuh bisa beragam dan itu juga menimbulkan manifestasi klinis berbeda.

Sinyal dan gejala berkembang perlahan atau kadang akut, bisa sementara atau permanen, tergantung dari organ tubuh mana terserang. Gejalanya dapat tersamar, bahkan bisa masuk masa remisi hingga mencapai beberapa tahun sebelum terdiagnosis.

Beberapa gejala yang dijumpai adalah sakit pada sendi, demam, sendi bengkak, lelah berkepanjangan, ruam pada kulit, anemia, dan gangguan ginjal. Sejumlah gejala lain adalah sakit di dada saat tarik napas dalam, ruam bentuk kupu-kupu melintang pada pipi dan hidung, sensitif pada matahari atau sinar, rambut rontok, jari jadi putih atau biru saat dingin, stroke, dan sariawan.

Lupus bisa menyebabkan trombosit jadi rendah, sakit kepala, stroke, dan keguguran. Penyakit otoimun ini juga bisa menyebabkan gangguan pembuluh darah kecil. ”Lupus mengganggu mekanisme pembekuan darah, darah mudah membeku yang menyebabkan stroke,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com