Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecil Bikinnya, "Guedhe" Khasiatnya

Kompas.com - 22/02/2009, 10:45 WIB

Sudah mencoba berbagai pengobatan untuk diabetes atau alergi, tapi tak membuahkan hasil dan Anda mulai gerah dengan penyakit tersebut? Kalau begitu, cobalah pergi ke sebuah warung kecil yang menjual teh pahit. Penjual teh pahit paling banyak dijumpai di sekitar daerah Palmerah, Jakarta. 

Teh pahit ini bukanlah sembarang teh. Ramuan ini berasal dari Tiongkok yang terdiri atas 10 tanaman obat. Cara membuatnya cukup mudah, yaitu dengan merebus ke-10 tanaman tersebut dengan air.

Salah satu penjual teh pahit, Indri (30), mengatakan setiap penjual teh memiliki ramuan yang agak berbeda. "Tergantung kegunaannya untuk apa. Kalau saya diabetes. Jadi ramuannya ada sambiloto, kumis kucing, kayu manis, mahkota dewa, sisanya rahasia," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu ( 21/2 ) malam.

Cara membuatnya cukup mudah. Cukup dengan mencampur seluruh 'bumbu' itu ke dalam air dan direbus. Setelah mendidih, sebaiknya jangan langsung diangkat dari perapian. Biarkan aromanya keluar dulu.  "Kira-kira 15 menit dibiarkan dulu. Selain biar aroma keluar, ini juga bertujuan agar tehnya terasa lebih pahit," jelasnya.

Meski cara pembuatannya cukup sederhana, khasiat teh pahit ini dahsyat lho. Teh pahit dapat mengobati sejumlah penyakit, khusunya diabetes.  "Bisa juga untuk capek-capek, masuk angin, alergi, gatal-gatal, darah kotor, melancarkan peredaran darah, memperlancar datang bulan, dada sesak karena merokok, susah tidur, menambah nafsu makan, dan menambah stamina," tutur Indri.

Bagi Anda yang ingin memulihkan atau menjaga stamina cukup meminumnya satu hingga dua kali seminggu. Namun, untuk penyakit diabetes banyak sedikitnya tergantung kadar gula pada darah. Semakin tinggi, lanjut Indri, makin seringlah minum teh pahit ini.

Bagusnya, khasiat teh pahit ini tidak ditentukan oleh banyaknya dosis yang diminum. "Sekuat yang minum saja. Soalnya ini kan pahit sekali, terkadang ada yang habis setengah gelas. Tidak apa-apa," kata dia.

Indri sendiri menjajakan ramuannya pada pukul 20.00-01.00 setiap harinya. Warga Kemanggisan, Jakarta, itu mulai berdagang teh pahit pada Maret 2004. Dia memperoleh resep obat ini dari sang ibu mertua.

Karena sedikitnya jumlah penjual teh pahit di Pulau Jawa, Indri memiliki langganan dari luar kota. Setiap dua minggu sekali, pelanggan Indri yang berasal dari Bogor datang untuk mengobati penyakit diabetesnya. Ibu satu anak itu juga memiliki pelanggan dari Tangerang dan Rangkas. Harga segelas teh pahit ini sangat murah, Rp 4.000 per gelas.

 Kehebatan teh pahit ini telah dibuktikan oleh Untung (44), warga Rawa Belong, Jakarta. Pria berkulit hitam ini telah meminum teh pahit sejak 25 tahun lalu.  Saat itu dia menderita kencing batu. Setelah rajin meminum teh ini, kristal penyumbat kandung kemihnya keluar dan dia terbebas dari rasa sakit saat buang air kecil.  "Sekarang saya minum cuma untuk kebugaran. Malam seperti ini minum, bangun tidur besok badan jadi enak. Saya minum seminggu dua kali," ujarnya.

Namun, ibu hamil dan menyusui tidak diperbolehkan meminum ramuan ini. Sebab, bisa membuat janin berwarna kuning dan menyebabkan air susu pahit. "Kalau ada ibu-ibu beli, saya tanya dulu, sedang hamil atau menyusui tidak. Kalau iya, saya tolak. Saya bilang kalau jamu lain silakan, tapi kalau jamu saya jangan. Takutnya kenapa-kenapa," imbuh Indri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com