Langka, Bedah Jantung dan Cesar Sekaligus

LONDON, SELASA — Risiko kematian dihadapi Rachael Joy (36) dengan tabah. Ia harus menjalani operasi cesar dan bedah jantung secara bersamaan. Beruntung tim dokter yang menanganinya sangat sigap. Rachael dan bayinya, Charlie, selamat dan sehat setelah menjalani operasi berjam-jam.

Bermula ketika Rachael memeriksakan sakit di dadanya. Semula dokter menduga hanya mengalami batuk parah dan diperbolehkan untuk pulang. Beberapa jam kemudian, ia justru batuk darah, akhirnya dokter menemukan kondisi jantungnya dalam bahaya. Dalam waktu 48 jam ia bisa meninggal jika kondisi tersebut dibiarkan.

Kondisi Rachael yang tengah mengandung 36 minggu membuat waswas tim dokter. Ia bisa meninggal di meja operasi. Tim dokter di Rumah Sakit Hammersmith, London, berupaya untuk menyelamatkan keduanya.

“Saya langsung dipasangi masker oksigen dan ada delapan konsultan di ruangan saya. Saya tahu kondisi saya tidak bagus. Mereka menjelaskan operasi harus segera dilakukan,” kenang Rachael seperti dikutip harian Mirror, Senin (2/3).

Ketika hendak dibius, Rachael berpesan pada tim dokter agar bayinya yang harus diselamatkan dibandingkan dirinya. Pertama-tama dokter melakukan operasi cesar. Setelah Charlie lahir tim dokter mulai membedah bagian dadanya. Operasi jantung berlangsung selama enam jam.

“Sesaat setelah saya bangun, perawat mengatakan saya memiliki bayi laki-laki dan kondisinya baik-baik saja,” imbuh Rachael yang bisa menggendong Charlie tiga hari setelah menjalani operasi.

Aortic dissection, kondisi yang dialami Rachael, sangat jarang dijumpai. Hanya dialami dua dari 10.000 orang, terutama pria usia 40 hingga 70. Kondisi ini hampir tidak pernah dijumpai pada wanita hamil.

“Ini kasus pertama yang pernah saya jumpai selama kehamilan. Mengetahui hal ini terjadi membuat saya sadar, hidup sangat singkat dan harus bisa memanfaatkannya sebaik-baiknya,” ujar David Lefroy, konsultan kardiolog di RS Hammersmith yang menangai Rachael. tis