Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batasi Eksploitasi Air Tanah!

Kompas.com - 03/03/2009, 20:25 WIB

SEMARANG, SELASA - Pemerintah perlu membatasi eksploitasi terhadap air tanah agar kelestariannya tetap terjaga. Hal ini karena pengambilan air tanah secara berlebihan dapat mengakibatkan amblesnya permukaan tanah.

"Jika air tanah sampai berkurang dan menurun maka daya dorongnya terhadap permukaan tanah juga melemah. Hal ini yang membuat tanah menjadi ambles (land subsidence)," ujar Pakar Pengairan dari Universitas Diponegoro Nelwan, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/3).

Menurut Nelwan, jenis usaha yang berpotensi menguras air tanah secara berlebihan adalah industri besar yang membutuhkan banyak air seperti hotel dan pabrik tekstil. Adapun usaha skala kecil yang juga berpotensi membahayakan air tanah adalah usaha binatu d an pencucian sepeda motor.

Untuk mencegah terjadinya eksploitasi air tanah, Nelwan menuturkan, diperlukan adanya regulasi yang dapat mencegah ataupun membatasi penggunaan air tanah secara berlebihan.

Nelwan mengungkapkan, semain banyaknya jasa pencucian motor dan usaha binatu maka semakin banyak pula air tanah yang terserap. Efek dari usaha binatu sebenarnya tidak terlalu besar terhadap air tanah. Hanya bisa memengaruhi jika dalam satu lokasi terdapat banyak usaha berjenis sama, katanya.

Solekhan (35), pemilik usaha pencucian motor di Jalan Tlogosari Raya, mengakui, menggunakan air tanah untuk menjalankan bisnisnya. Air tanah yang diambil dari sumur dengan diameter satu meter dan kedalaman tujuh meter tersebut juga digunakan oleh empat jenis usaha lain yang me nempati ruko tersebut.

"Namun, saya tidak pernah kekurangan air untuk mencuci dan keperluan lainnya," kata Soleh yang telah menggeluti bisnis ini selama lima tahun.

Buka sejak pukul 08.00 hingga pukul 17.00, Solekhan menggunakan air sumur yang dikucurkan melalui kran selama 10 jam tersebut secara terus-menerus. "Selama airnya belum habis, kita belum pergi," tuturnya.

Kendati demikian, masih terdapat pemilik usaha yang memilih tidak menggunakan air tanah. Roni (40), pemilik usaha binatu di Jalan Gergaji, K ota Semarang, mengaku, tidak menggunakan air tanah pada usahanya karena alasan higienis dan menggantinya dengan air dari Persahaan Daerah Air Minum Kota Semarang. "Kalau pakai air tanah warnanya sudah menguning. Nanti malah cuciannya kotor semua," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com