Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Kandang Terbatas, Sulit Terapkan Pertanian Organik

Kompas.com - 05/05/2009, 20:53 WIB

BANTUL, KOMPAS.com - Salah satu kendala petani menerapkan pertanian organik adalah ketersediaan pupuk kandang.

"Kami hanya mempunyai sapi dalam jumlah terbatas," ujar Muharjo, Ketua Kelompok Tani Kembang Lestari, di Kembangkerep, Srihardono, Pundong, Bantul, di sela-sela panen padi organik di dusunnya, Selasa (5/5) siang.

Sejumlah 94 petani di kelompoknya yang menggarap 12 hektar sawah, hanya mempunyai 20 sapi dan 20 kambing. "Idealnya, pupuk kandang untuk lahan satu hektar dicukupi enam sapi. Jika 12 hektar, berarti kami perlu 96 sapi," ucapnya.

Di Kembangkerep, pertanian organik sudah dirintis beberapa petani, termasuk Muharjo, sejak 1990. Saat ini 94 petani menerapkan pertanian organik, dan hanya 25 persen yang masih menggunakan sedikit pupuk kimia.

Kepala Dinas Pertanian Bantul Edy Suharyanta mengatakan, karena tak mungkin memprogramkan bantuan sapi ke petani-petani, pihaknya mengimbau petani bisa mencoba teknologi bioenzim. "Lewat teknologi ini, kotoran sapi yang diperlukan tak terlampau banyak," ujarnya.

Pulung Haryadi, Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Bantul mengatakan, gerakan kembali ke pertanian organik adalah salah satu kegiatan yang gencar dilakukan Forum Pengembangan Ekonomi Lokal ( PEL). Forum ini dibentuk bersama oleh Pemkab, pengusaha, kampus, dan LSM, tahun 2007 lalu.

Prasetyo Atmosutidjo, dari Kelompok Kerja (Pokja) Forum PEL, mengatakan upaya menyebarluaskan teknik pembuatan kompos harus dilakukan secara konsisten. Petani bisa mencoba memasuki bisnis pupuk organik kompos. "Awalnya membuat sedikit dulu untuk kepentingan sendiri, baru sisanya coba dipasarkan," ujar Prasetyo.

Panenan padi menti wangi di Kembangkerep, sejumlah 50 ton. Sebanyak 24 ton, ternyata langsung dibeli oleh pengusaha. Ini membuktikan beras organik laku dan bisa berharga tinggi, kata Edy.  

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com