Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, "Cipika-cipiki" Bisa Bikin Mati!

Kompas.com - 08/09/2009, 07:04 WIB

PARIS, KOMPAS.com — Wali Kota Guilvinec Helene Tanguy dari beberapa waktu lalu sudah tegas-tegas mengatakan, jangan lagi ada yang melakukan saling beradu pipi sebagai tanda tegur sapa.

"Ini upaya untuk mengurangi penyebaran kasus flu A-H1N1," begitu penegasan sosok yang memimpin wilayah Perancis yang penduduknya kebanyakan berasal dari Inggris bagian barat ini, kemarin.

Nyatanya, tindakan cium pipi kanan cium pipi kiri (cipika cipiki) itu adalah bagian dari tradisi Perancis. "La bise" buat orang Perancis adalah bahasa keakraban.

Malang memang, flu A-H1N1 atau yang acap dikenal sebagai flu babi tengah merajalela. Penularan yang cepat, terlebih melalui persentuhan, menurut Pemerintah Perancis adalah bagian yang mengkhawatirkan. "Jangan-jangan, melalui la bise, penularan itu makin cepat," begitu kekhawatiran Pemerintah Perancis.

Sejauh ini, di Perancis sudah tiga orang tewas gara-gara A-H1N1. Lalu, di kawasan bekas jajahan Perancis, seperti Kaledonia, tujuh nyawa terenggut A-H1N1 berikut 35.000 kasus yang dilaporkan.

Namun, memang sulit mengalihkan, apalagi menghilangkan tradisi seperti itu. Makanya, pemerintah kemudian menawarkan alternatif-alternatif bagi warganya untuk tetap bertegur sapa, minus bersentuhan langsung, termasuk berjabat tangan.

Selain anjuran memakai masker penutup mulut dan hidung, Pemerintah Perancis juga menyarankan agar masing-masing orang menjaga jarak semeter, satu dengan yang lainnya.

Nah, kalau di sekolah-sekolah di Guilvinec, sebagai langkah antisipasi, siswa dan guru disarankan saling bertukar potongan hati sebagai ganti cipika-cipiki. Tertarik?

Di seluruh dunia, virus A-H1N1 sudah menewaskan 2.837 orang. Minggu lalu, jumlah yang meninggal dunia mencapai 625 orang. Angka ini termasuk dalam hitungan total kematian tersebut di seantero jagat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com