Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamu Dapat Melengkapi Pengobatan Konvensional

Kompas.com - 08/01/2010, 03:08 WIB

Jakarta, Kompas - Dokter dapat mendukung pemasyarakatan jamu. Keterlibatan dokter malah sangat membantu penggunaan jamu secara aman.

Hal itu dikemukakan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia Hardhi Pranata, Kamis (7/12). Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan tengah berupaya menyaintifikasi jamu dengan membentuk jejaring penelitian berbasis pelayanan kesehatan yang didukung oleh para dokter.

Semakin digiatkannya pemasyarakatan penggunaan jamu karena keprihatinan sulit berkembangnya jamu di Tanah Air. Padahal, jamu yang penggunaannya sudah beratus tahun itu telah dirasakan khasiatnya.

Dia mengatakan, selama ini, dokter terbentuk cara pandangnya untuk diagnostik dengan standar medis konvensional dan terbukti akurat. Namun, untuk terapi, baik preventif, promotif, rehabilitatif, kuratif, maupun paliatif, sebetulnya dapat dikembangkan sehingga tidak hanya menggunakan pendekatan konvensional. Salah satunya dengan mengikutsertakan jamu di dalamnya.

Di China, misalnya, telah tersedia terapi integratif. Pasien untuk terapi kuratif atau penyembuhan sudah pada tahap dapat memilih menggunakan herbal, pengobatan konvensional, atau kombinasi keduanya.

”Sebetulnya, pengobatan konvensional dan jamu tidak perlu dipertentangkan sepanjang itu menggunakan standar ilmu pelayanan dan keamanan yang tinggi. Dokter dengan ilmunya justru dapat mengembangkan potensi tersebut dan nantinya memasyarakatkan penggunaannya secara aman,” ujarnya.

Di Indonesia, agar tidak terjadi benturan dengan standar medis yang sudah ada, penggunaan jamu oleh dokter yang turut serta dalam saintifikasi jamu sebatas untuk preventif dan promotif.

Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia baru berdiri pada Juni 2009 dan telah diakui oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Menurut Hardhi, para dokter, terutama dokter muda, antusias dengan peluang menggabungkan praktik kedokteran konvensional dengan jamu atau herbal. Walaupun masih terbilang baru, terdapat 200 dokter bergabung dalam perhimpunan tersebut. (INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com