Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Hujan, Waspadai Banjir

Kompas.com - 15/01/2010, 03:56 WIB

jakarta, kompas - Hujan deras mengguyur Jakarta dan sekitarnya selama satu hari penuh, Kamis (14/1). Hujan terus-menerus itu menandai dimulainya masa puncak musim hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika meminta masyarakat mewaspadai genangan air dan banjir.

”Masa puncak musim hujan sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terjadi antara Januari dan Februari. Pada masa puncak ini, hujan lebat bisa turun tanpa henti 2-3 jam, bahkan lebih. Genangan mungkin terjadi,” kata Kepala Subbidang Informasi Meteorologi Publik BMKG Hari Tirtojatmiko.

Di Jakarta, genangan memang mudah sekali muncul saat hujan tiba. Sepanjang Kamis kemarin, lalu lintas di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan, terhambat karena ada genangan setinggi 30 sentimeter. Hujan berangin turut menyebabkan pohon di Pondok Indah patah.

Genangan setinggi 10-50 sentimeter juga muncul di kawasan Kemang, Buncit Raya, dan Jalan Jenderal Sudirman. Sementara itu, di Jakarta Utara, genangan menghalangi arus kendaraan di Jalan DI Panjaitan.

Meskipun kemarin hujan berlangsung selama sehari, kondisi di beberapa pintu air masih di bawah normal. Di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, hingga Kamis sore ketinggian air masih di bawah 700 sentimeter.

”Kalau genangan di jalan-jalan mungkin memang banyak, tetapi dari ketinggian air di sini, dipastikan belum terjadi banjir di Jakarta, khususnya di daerah aliran Ciliwung,” kata Diyoen, penjaga Pintu Air Manggarai.

Namun, Diyoen menambahkan, jika hujan terus turun dalam beberapa hari ke depan, termasuk di kawasan hulu di Puncak dan Bogor, volume air Sungai Ciliwung akan bertambah. Luapan air kiriman nantinya mungkin akan membanjiri sebagian kawasan Jakarta.

Pengaruh bulan

Selain meminta warga agar mewaspadai terjadinya genangan, BMKG secara khusus menginformasikan kemungkinan terjadinya air pasang maksimum pada akhir pekan ini.

”Tepat 14 Januari ini, bulan purnama penuh. Dua hari menjelang dan sesudahnya, biasanya terjadi air pasang maksimum. Permukaan air laut akan naik selama purnama ini. Di samping itu, melihat kondisi cuaca, hujan yang terus turun bisa menaikkan volume air di sungai-sungai. Aliran air dari sungai yang biasanya mudah masuk ke laut mungkin dalam dua hari ke depan tertahan oleh pasang. Masyarakat di pesisir diminta waspada,” kata Hari lagi.

Ia menambahkan, selama masa puncak, intensitas hujan di Jabodetabek relatif tidak banyak berubah dari minggu-minggu sebelumnya. Jabodetabek akan diguyur hujan ringan hingga sedang, yaitu dengan intensitas antara 50 milimeter dan 100 milimeter. Terkadang akan terjadi hujan lebat dengan intensitas lebih dari 100 milimeter.

Angin kencang dan petir diprediksi tetap akan mengiringi guyuran hujan. Masyarakat bisa menandai, jika semakin sering angin berembus, kemungkinan pada saat itu tidak akan terjadi hujan lebat. Awan hujan bisa tersapu angin. Angin pula yang akan memengaruhi tinggi gelombang laut. Nelayan pesisir Jabodetabek sebaiknya memerhatikan cuaca sebelum pergi melaut. (NEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com