Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemi Plagiarisme

Kompas.com - 19/02/2010, 11:37 WIB

Oleh JANIANTON DAMANIK

KOMPAS.com - Konon, nama besar tak selalu ditopang kejujuran. Tidak jarang kejujuran harus dikorbankan demi merajut popularitas, entah itu berbentuk gelar, jabatan, pangkat atau kekayaan. Bahkan, nama besar acap digunakan untuk membebat borok kebohongan sehingga publik mudah terlena dan enggan bersikap kritis. Lantas, pemilik nama besar pun bebas melenggang di dunia simulacra (baca: keseolah- olahan), tetapi sampai kapan?

Toh, akhirnya, nama besar yang disangga pilar ketidakjujuran runtuh juga. Mungkin inilah yang menimpa James B Twitchell, profesor sastra bidang romantika gotik sekaligus yang fokus pada isu budaya komersialisme di University of Florida, Amerika Serikat, beberapa tahun lalu.

Namanya sempat melejit di kalangan ilmuwan berkat buku laris yang ditulisnya. Ia disebut-sebut sebagai guru besar Sastra Inggris terproduktif di universitas itu karena sukses menerbitkan belasan buku favorit. Sebutlah salah satu di antaranya, Living it Up: Our Love Affair with Luxury, terbitan Columbia University Press, 2002, yang mengupas budaya pop dan konsumtif masyarakat Amerika Serikat (AS).

Apa pasal? Tak lain adalah tindakan penjiplakan yang dilakukan sang profesor. Aksi tak terpuji itu ternyata telah berlangsung lama. Adalah Thomas Barlett (2008), seorang jurnalis yang getol mewartakan wabah penjiplakan yang menulari kaum akademisi AS, yang merilis berita bahwa Profesor Twitchell menjiplak sebagian artikel di Harvard Business Review untuk mengisi paragraf penting di buku Living It Up karangannya.

Lebih lanjut dilaporkan, bahwa aksi penjiplakan oleh Twitchell terendus ketika Roy Rivenburg, mantan reporter lepas koran The Los Angeles Times, menemukan tulisannya dijiplak mentah-mentah oleh Twitchell di dalam buku larisnya yang lain, Shopping for God.

Tak pelak lagi, pihak universitas segera turun tangan. Penyelidikan terhadap konduite akademik profesor pun dilakukan sebuah tim khusus. Memang, tidak jelas sanksi akademik apa yang dijatuhkan ke pundak Twitchell, tetapi otoritas keilmuannya jelas runtuh di mata publik.

Kecaman pun mengalir deras kepadanya. Salah satu datang dari Margaret Soltan. Lewat website-nya, Soltan mengusung tajuk bernada sindiran kepada Twitchell, "His Love Affair with Plagiarism".

Di sana Soltan menurunkan testimoni Roy Rivenburg tentang bagaimana terkejutnya ia membaca salah satu tulisan di buku Shopping for God yang tak lain adalah tulisan Rivenburg sendiri. Ketika hal itu diklarifikasi kepada Twitchell, ia pun mengaku dan meminta maaf seraya mengatakan tak ingin lagi menulis buku.

Bukan hanya itu. Vonis yang lebih menggetarkan dijatuhkan oleh penerbit Simon & Schuster. Penerbit buku-buku best-seller (versi koran The New York Times tahun 2009) itu menyatakan akan menunda peluncuran buku Shopping for God edisi sampul lunak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com