Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Jantung dan Lokasi Tragedi WTC

Kompas.com - 15/03/2010, 08:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Para polisi yang berkantor di dekat lokasi ground zero (tragedi WTC 11/9) setelah serangan teroris dilaporkan mengalami tanda awal penyakit jantung yang seharusnya belum muncul di usia mereka. Demikian menurut laporan sebuah studi.

Lebih dari 1.200 penegak hukum yang mengikuti pemeriksaan kesehatan di Mount Sinai Medical Center's untuk memonitor efek dari serangan 11 September 2001, menunjukkan gangguan fungsi jantung.

"Ini adalah studi pertama yang meneliti kaitan antara lokasi ground zero dengan gangguan jantung," kata Dr.Lori Croft, ketua peneliti. Ia mengatakan, gangguan jantung dan paru bisa terjadi karena para pekerja tersebut menghirup partikel debu dari sisa-sisa lokasi pengeboman.

Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada polisi yang berusia 40-50 tahun karena penyakit jantung biasanya baru muncul di usia 50 tahun. Pekerja yang menderita tekanan darah tinggi atau gangguan katup jantung tidak ikut diperiksa.

Sekitar 47 persen responden mengalami gangguan diastolik, yang berarti pompa dari bilik utama jantung tidak bisa rileks secara baik diantara denyut, sehingga jantung tidak bisa terisi darah dengan sempurna. "Orang yang baru berusia 40 tahun seharusnya tidak mengalami gangguan distolik. Jika terjadi, pasti ada penyebabnya," kata Croft.

Penelitian sebelumnya mengaitkan antara debu dari ground zero dengan masalah paru, asma dan stres.  

Hasil penelitian yang dilakukan Croft ini mendapat kritik karena peneliti tidak memastikan apakah pekerja yang diperiksa berada di lokasi saat kejadian dan tidak diketahui apakah sebelumnya para responden sudah mengalami tanda-tanda penyakit jantung. Selain itu, tidak ada perbandingan dengan polisi yang bertugas di wilayah New York lainnya atau daerah yang sama-sama memiliki tekanan stres dan paparan polusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com