Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Penyandang Lupus Mengalami Diskriminasi

Kompas.com - 15/03/2011, 06:36 WIB

Seperti halnya pengalaman Rina (30), penyandang lupus yang sedang dirawat di sebuah rumah sakit di Jakarta Pusat. Menurut Rina, ia sering memaksakan diri bekerja agar tidak dianggap memanfaatkan kondisi lupusnya untuk membolos kerja.

Namun, Rina malah mengalami komplikasi ginjal. Dalam kondisi dirawat di rumah sakit untuk gangguan ginjalnya, Rina tiba-tiba dipecat oleh perusahaannya.

Menurut Tiara Savitri, pendiri sekaligus Ketua Yayasan Lupus Indonesia yang berdomisili di Jakarta, lupus bisa dikendalikan asalkan penyandang lupus minum obat-obatan yang disarankan dokter. Sayangnya, banyak penyandang lupus yang menghentikan pengobatan karena takut dengan efek samping obat lalu mencoba obat herbal. Padahal, obat herbal kebanyakan justru menaikkan imunitas.

Persoalan lain yang dihadapi penyandang lupus, kata Tiara, adalah mahalnya biaya pengobatan lupus. Ia menggambarkan pada pasien lupus nefritis (ginjal) harga albumin yang dipakai untuk pengobatan bisa mencapai Rp 1,5 juta per botol. Padahal, penyandang bisa memakai albumin lebih dari satu botol. ”Saya dulu memakai albumin sampai 98 botol,” kataTiara. (IND)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com