Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Umum Bisa Percepat Pencapaian MDGs

Kompas.com - 25/03/2011, 06:32 WIB

Jakarta, Kompas - Dokter umum berpotensi mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium bidang kesehatan, khususnya sasaran yang tertinggal jauh, seperti pengendalian HIV/AIDS, penurunan angka kematian bayi, dan penurunan angka kematian ibu. Potensi itu belum dimaksimalkan.

”Ada sekitar 70.000 dokter umum dan jumlahnya terus meningkat. Jumlah dokter umum jauh lebih banyak dari dokter spesialis. Di Indonesia terdapat 72 fakultas kedokteran yang menghasilkan sekitar 5.000 lebih dokter umum setiap tahunnya. Para dokter umum ini juga garda terdepan karena biasanya ada di layanan kesehatan primer masyarakat,” ujar Ketua Harian Presidium Nasional Perhimpunan Dokter Umum Indonesia Imelda Datau seusai pembukaan ”Peningkatan Kompetensi Dokter Umum Menuju Pelayanan Kesehatan yang Bermutu, Merata, dan Berkeadilan bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Kamis (24/3).

Dokter umum tidak hanya dididik secara medis, tetapi juga dibekali kemampuan kepemimpinan sehingga dapat menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Mereka juga tersebar di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk daerah terpencil.

Imelda mengakui, potensi dokter umum belum sepenuhnya dirasakan masyarakat Indonesia. Dari segi distribusi, misalnya, sekalipun sebarannya lebih baik dari dokter spesialis, sebagian besar dokter umum berada di perkotaan.

”Saya tidak ada data persisnya. tetapi sebagai gambaran, masih lebih dari 30 persen puskesmas tidak memiliki dokter umum. Kelangkaan dokter terutama di luar Jawa, khususnya di daerah terpencil,” ujarnya.

Potensi itu juga belum termanfaatkan karena terbatasnya kewenangan dokter umum. Ia mencontohkan, untuk membantu persalinan, dokter umum harus didampingi subspesialis. Padahal, dokter umum setidaknya telah dibekali pengetahuan untuk itu.

”Kebijakan pemerintah untuk memberi kewenangan tambahan ke dokter umum nantinya dapat menjadi daya tarik juga bagi dokter umum, terutama untuk mengabdi di daerah-daerah yang minim dokter,” ujarnya. (INE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com