Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Virus Coxsackie Menyerang Anak

Kompas.com - 12/04/2011, 02:59 WIB

Penyebab PTKM adalah virus bernama Coxsackie dan kelompok enterovirus lain. Keluarga besar enterovirus biasa hidup di enteron (usus). Virus dari usus keluar melalui tinja yang kemudian mencemari air dan makanan. Penularan dapat melalui kontak langsung dari orang ke orang melalui cipratan cairan bersin atau batuk, air liur, atau tinja. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi. Begitu masuk ke dalam tubuh, virus berkembang biak di dinding tenggorokan dan dinding usus lalu menyebar ke organ yang disasar. Virus Coxsackie dan enterovirus tertentu memilih kulit dan selaput lendir mulut sehingga biasanya tangan, kaki, dan mulut yang diserang.

Penyebab PTKM yang paling sering adalah Coxsackie A16. Gangguannya ringan sehingga pasien cukup berobat jalan. Adapun penderita yang terserang Enterovirus 71 sering kali memerlukan perawatan karena kondisinya lebih berat. Di Indonesia, menurut Tumbelaka, yang umum menyerang adalah virus Coxsackie.

Gejala yang dialami pada awal penyakit, antara lain demam sekitar 2-3 hari, sakit tenggorokan dan mulut, lesu, batuk, pilek, dan nafsu makan hilang. Muncul merah-merah di mulut dan diikuti bintik berisi cairan. Ada yang menyerupai sariawan sehingga menimbulkan rasa sakit. Bintik merah berisi cairan juga muncul di tangan dan kaki. Umumnya merah kecil-kecil, tapi bisa juga lebar seperti eksim.

”Anak menjadi sulit tidur, rewel kesakitan, sulit menelan, dan tidak bisa makan,” kata Tumbelaka.

Gejala itu mirip serangan penyakit lain, seperti campak, cacar air, atau sariawan. Orangtua disarankan berkonsultasi dengan dokter jika anak mengalami gejala PTKM dan waspada dengan perubahan kondisi anak. Terlebih jika anak menolak makan dan muntah terus.

Bisa sembuh tanpa obat

Tumbelaka mengatakan, gangguan akibat virus Coxsackie di Indonesia umumnya ringan sehingga tidak membutuhkan pengobatan dan tidak menimbulkan kematian. Seperti halnya penyakit akibat virus lain, penyakit itu tidak ada obatnya. Kalaupun ada pasien yang dirawat, umumnya karena pasien yang masih anak-anak itu tidak bisa makan dan minum karena luka di mulut.

Dr Sutaryo SpA dalam bukunya menyebutkan, kesembuhan penyakit itu cukup baik, sebagian besar, yakni 99,9 persen, akan sembuh sendiri setelah 5-7 hari. Komplikasi seperti radang selaput otak, radang otak, radang paru, radang otot jantung, dan radang selaput jantung jarang terjadi.

”Di Indonesia, belum ada yang mengalami komplikasi berat. Berbeda dengan di Eropa atau yang pernah terjadi di Sarawak yang jenis enterovirusnya membawa akibat lebih parah,” kata Tumbelaka. Meski demikian, anak dengan daya tahan tubuh sangat lemah atau berat badan kurang dapat mengalami gejala lebih berat dibandingkan anak dengan kondisi tubuh baik.

Penderita PTKM harus banyak beristirahat dan minum. Kekurangan minum mengakibatkan selaput mulut kering dan rasa sakit bertambah. Kecukupan air juga sangat penting bagi anak yang sedang menderita demam. Biasanya penderita hanya diberi obat penghilang gejala, seperti obat penurun demam. Namun, Tumbelaka mengingatkan, anak di bawah usia 12 tahun yang terserang virus jangan diberi aspirin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com