Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Penggunaan Obat Penenang Tak Rasional

Kompas.com - 20/05/2011, 08:00 WIB

c.    Penggunaan benzodiazepine tidak pada kondisi yang memang membutuhkan sekali pengobatan ini namun hanya pada kasus-kasus ringan.

d.    Penggunaan benzodiazepine pada lanjut usia yang seringkali terlalu tinggi dosisnya dan lama serta pemilihan jenis yang kurang tepat. Hal ini bisa menimbulkan risiko jatuh pada usia lanjut, kebingungan dan gangguan pernapasan.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat ini adalah efek potensinya untuk mengalami ketergantungan, toleransi dan reaksi putus zat jika tidak digunakan lagi. Banyak kontroversi tentang apa itu ketergantungan dipandang dari segi medis. Banyak ahli yang mengatakan hal-hal dan pendapat berbeda tentang hal ini.

Ada yang mengatakan bahwa ketergantungan berhubungan dengan dosis yang terus naik (toleransi) sehingga jika tidak terjadi toleransi artinya tidak ketergantungan. Namun satu hal yang perlu digarisbawahi adalah potensi terjadinya ketergantungan dan gejala putus zat pada penggunaan benzodiazepine sangat berhubungan dengan lamanya pemakaian. Jadi semakin lama memakai obat golongan ini semakin besar pula potensi untuk mengalami ketergantungan dan reaksi putus zat.

Jadi pesan saya adalah bijaksanalah dalam menggunakan obat golongan benzodiazepine ini apa pun jenisnya. Di Indonesia, saya seringkali melihat peresepan salah satu golongan benzodiazepine yaitu Alprazolam yang sangat besar, baik oleh dokter umum maupun dokter spesialis. Belum lagi ditambah obat ini bisa didapatkan secara bebas di pasar-pasar obat gelap atau apotek nakal.

Sudah banyak korban ketergantungan zat ini yang sampai memakai obat ini puluhan tahun. Saya sendiri mempunyai pasien yang datang karena ingin sembuh dari ketergantungannya terhadap obat ini dengan dosis 6 miligram perhari (bayangkan dosis yang biasa diresepkan sehari-hari saja biasanya tidak lebih dari 1 miligram).  Saya berharap, dokter dan pasien semakin bijak dalam menggunakan obat ini.

* Psikiater Bidang Psikosomatik Medis, Anggota The American Psychosomatic Society (APS), Anggota The Academy of Psychosomatic Medicine (APM) Faculty Leader of Psychosomatic Medicine Interest Group APS in Indonesia

 

Sumber pustaka :

1.    Program on Substance Abuse. Rational Use of Benzodiazepine. World Health Organization. 1996

2.    Muhammad Rizwanullah Khawaja*, A. Majeed, F. Malik, K. A. Merchant, M. Maqsood, R. Malik, S. Mazahir, H. Naqvi in Prescription Pattern of Benzodiazepines for Inpatients at a Tertiary Care University Hospital in Pakistan. JPMA 55:259;2005).

3.    Ethical and Legal Dimensions of Benzodiazepine Prescription by Harold J. Bursztajn, M.D. and Archie Brodsky, B.A. in Forensic Psychiatry & Medicine - Ethical and Legal Dimensions of Benzodiazepine. Taken from  http://www.forensic-psych.com/articles/artBenzo.php

4.    Guidance for prescribing and withdrawal of benzodiazepines and hypnotic sedative in general practice by Lucy Eagles. NHS Grampian. Oktober 2008.

5.    Mustafa Raoof1*, Haq Nawaz1, Rabeeya Nusrat1, Aqueel Hussain Pabaney1, Ali Raza Randhawa1, Rabeea Rehman1, Nida Butool Rizvi1, Haider Naqvi2in Awareness and Use of Benzodiazepines in Healthy Volunteers and Ambulatory Patients Visiting a Tertiary Care Hospital: A Cross Sectional Survey. Taken from www.plosone.org. March 2008

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com