Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendengkur Dilarang Mengendara

Kompas.com - 19/09/2011, 11:13 WIB

Kemampuan mengendara penderita OSA semakin memburuk setelah tidur hanya 4 jam saja malam sebelumya. Begitu pula setelah mereka mengonsumsi alkohol hingga kadarnya di darah mencapai 0,05 (masih dalam batas legal di Australia.)

Setelah mengalami kekurangan tidur, 12 penderita sleep apnea mengalami tabrakan, sementara 8 orang lainnya mengalami hal yang sama setelah minum alkohol. Padahal pengendara yang sehat sama sekali tidak mengalami kecelakaan.

Dalam kondisi normal, 4 penderita sleep apnea mengalami kecelakaan, dibandingkan hanya satu orang dari kelompok peserta yang sehat.

Peneliti utama dari Adelaide Institute for Sleep Health, Andrew Vakulin, mengatakan bahwa, mengendara dalam keadaan kurang tidur atau setelah minum alkohol sudah cukup berbahaya bagi siapa pun. Tapi, penemuan terkini mendapati bahwa penderita sleep apnea harus jauh lebih hati-hati lagi. Terutama jika mereka akan mengemudi lebih dari satu jam.

Penelitian yang diterbitkan Journal of Clinical Sleep Medicine bulan Juni 2011 bahkan menyebutkan bahwa pada pasien sleep apnea yang sudah dirawat pun kemampuan mengendara tak bisa kembali secara maksimal.

Walau perbaikan tampak signifikan setelah 3 bulan perawatan menggunakan CPAP, namun kemampuan mengendara tak bisa kembali 100%. Ini sesuai dengan banyak penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kekurangan oksigen akibat henti nafas saat tidur yang dialami pendengkur akan merusak sebagian sistem saraf secara permanen.

Sementara penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan peningkatan dalam keselamatan berkendara pada penderita sleep apnea yang telah dirawat.

Larangan mengendara

Di Eropa, kesehatan tidur dan keselamatan mengendara sudah amat diperhatikan. Inggris misalnya, semua pengendara yang diketahui mendengkur harus melaporkan dirinya pada Driver & Vehicle Licensing Agency (DVLA). Menurut peraturan di sana, jika seorang pengemudi terdiagnosa atau terduga menderita sleep apnea, ia tidak diperbolehkan mengendara terlebih dahulu sampai gejala kantuknya berkurang dan telah dikonfirmasi oleh tenaga medis.

Bahkan pengendara kendaraan umum yang menderita sleep apnea harus diperiksa ulang secara berkala demi keselamatan penumpangnya. Ada pun perawatan utama sleep apnea adalah dengan menggunakan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP).

Kematian akibat sleep apnea dapat disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja. Tetapi bukan itu saja, para ahli kesehatan tidur juga mengingatkan bahwa sleep apnea juga menjadi penyebab hipertensi, gangguan jantung, diabetes dan stroke, yang kesemuanya dapat meningkatkan resiko kematian seseorang.

Himbauan: Peringatkan sahabat atau kerabat yang mendengkur, Anda telah menyelamatkan nyawanya!

Praktisi Kesehatan Tidur, Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com