Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemiskinan Suburkan Konflik

Kompas.com - 04/10/2011, 04:58 WIB

Poso, Kompas - Kemiskinan dan pengangguran yang menyulitkan hidup masyarakat bisa turut memicu konflik sosial, sebagaimana pernah terjadi di Ambon dan Poso. Karena itu, salah satu cara mencegah potensi konflik adalah dengan membangun kesejahteraan ekonomi yang berkeadilan.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan hal itu saat mengunjungi proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Sulewana, Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (2/10). Proyek itu dibangun sejak tahun 2005, hanya berselang beberapa tahun dari konflik sosial di Poso. Hingga kini, sebagian puing rumah akibat kerusuhan masih terlihat di beberapa lokasi di kawasan itu.

Menurut Jusuf Kalla, kemiskinan dan pengangguran bisa membuat masyarakat gelisah dan mudah terpancing emosinya. Dipicu isu sensitif sedikit saja, masyarakat yang tertekan hidupnya akibat tidak punya pekerjaan mudah larut dalam pertikaian. Hal itu menjadi salah satu faktor yang menyulut konflik di Poso (1998) dan Ambon (1999).

Ada juga beberapa faktor pemicu lain, seperti masalah ketidakadilan, politik, tata ruang, dan pendidikan rendah. Terkadang, konflik sosial juga mengikutsertakan agama sehingga semakin sulit dihentikan.

”Salah satu kunci untuk mencegah konflik adalah membangun ekonomi masyarakat. Jika masyarakat makmur, mereka tidak mudah diprovokasi untuk konflik. Di negara-negara dengan ekonomi maju, kasus konflik sosial lebih sedikit,” katanya.

Dengan pemikiran itu, selain beberapa pertimbangan ekonomi lain, Jusuf Kalla pun membangun PLTA di Poso. Proyek itu sekarang mempekerjakan sekitar 1.500 karyawan, 1.000 di antaranya adalah warga Poso dan sekitarnya.

Langkah antisipasi konflik lainnya, kata Kalla, adalah membangun keadilan hukum, tata ruang yang baik, dan meningkatkan pendidikan masyarakat. Perlu juga mencegah keikutsertaan agama dalam konflik.

Presiden Direktur PT Poso Energy Ahmad Kalla menjelaskan, PLTA Poso terdiri tiga unit, dengan total produksi daya listrik sekitar 600 megawatt (MW). Itu bisa untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. (IAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com