Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulsel Bentuk Tim Penanganan Gizi Buruk

Kompas.com - 07/10/2011, 17:36 WIB
Maria Serenade Sinurat

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membentuk tim penanganan gizi buruk menyusul peningkatan kasus kematian anak karena gizi buruk di Makassar.

Sejak 29 September hingga 3 Oktober tercatat enam anak meninggal. Mereka ialah Musdalifah (3) meninggal 29 September, Adelya (9 bulan) pada 30 September, Amelisa (6), Irdan (1), serta Muh Nur Azhar (1) pada 1 Oktober, dan Salsa (1) pada 3 Okotober.

Saat ini satu anak lainnya, Ibnu Zaki (2), masih dirawat di RSUD Labuang Baji, Makassar. "Kondisinya terus membaik tetapi belum bisa pulang," ujar Wakil Direktur Umum Sumber Daya Manusia dan Diklat RSUD Labuang Baji Sri Fausyia, Jumat (7/10/2011).

Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel mencatat sudah 12 anak gizi buruk yang meninggal di Sulsel dari 238 kasus hingga Oktober 2011. Pada tahun 2010, tercatat 9 anak meninggal dari 149 kasus gizi buruk.

"Kasus ini mendorong pemerintah lebih waspada. Kasus gizi buruk bisa dikatakan seperti fenomena gunung es, yang tidak terpantau bisa jadi lebih banyak lagi," ujar Kepala Seksi Bina Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel Astati Mada Amin.

Atas dasar itulah menurut Astati, pemerintah membentuk tim penanganan gizi buruk. Namun, belum ada langkah konkret seperti apa kasus ini akan ditangani. "Penanganan gizi buruk harus lintas sektor. Selama pangan tidak tersedia bagi seluruh masyarakat dan tingkat pendidikan rendah, masalah ini selalu ada," kata Astati.

Gizi buruk masih menjadi masalah di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, 21 provinsi di Indonesia masih memiliki prevalensi gizi buruk di atas prevalensi nasional sebesar 5,4 persen.

"Penanganan gizi buruk, menurut Astati, harus dimulai dari hulu, yakni tingkat rumah tangga. Yang lebih dikedepankan seharusnya tindakan preventif dan promotif daripada kuratif," tuturnya.

Oleh karena itu, dibutuhkan keterlibatan posyandu secara aktif untuk mensosialisasikan pentingnya gizi anak. Kader posyandu juga harus lebih aktif menjalankan kunjungan rumah kepada para ibu hamil atau yang anaknya berada dalam masa pertumbuhan.

Perlu diketahui, pemantauan kesehatan gizi anak harus dimulai sejak anak berada dalam kandungan. Setelah itu, setiap bulan anak harus ditimbang dan diperiksa di posyandu dan dipastikan mendapatkan asupan gizi cukup.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com