Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pria Malas Obati Problem Seksual

Kompas.com - 14/11/2011, 10:22 WIB

Sementara itu, Prof. Jack Vaisman pendiri On Clinic Internasional mengatakan, patofisiologi penyebab disfungsi seksual secara garis besar dibagi dua yakni akibat masalah psikologis dan fisik (organik).

Penelitian terdahulu menunjukkan, masalah psikologis seseorang sangat mempengaruhi munculnya masalah disfungsi seksual sebesar 70-80 persen. Sedangkan sisanya sebesar 20 persen disebabkan karena masalah fisik.

Akan tetapi, lanjut Vaisman, sebuah penelitian terbaru pada  awal 1980-an sampai sekarang menyimpulkan bahwa penyebab utama masalah disfungsi seksual adalah 80 persen disebabkan faktor fisik (organik), sedangkan 20 persen disebabkan faktor psikis.

"Penyebabnya multifaktorial. Dan yang paling utama penyebabnya adalah karena adanya penyakit penyerta seperti diabetes, kolesterol, hipertensi, gaya hidup (merokok dan alkohol, narkoba). Kita memang fokus pada masalah fisik. Karena psikis itu otomatis akan baik dengan sendirinya kalau masalah fisiknya sudah dapat diobati. Masalah psikis biasanya temporer," jelasnya.

Masyarakat, kata Fithrie, harus memeroleh informasi yang benar dan tepat mengenai pengobatan terkait makin banyaknya pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang menawarkan produk-produk ilegal terkait disfungsi ereksi.

"Kita sebagai masyarakat harus cerdas untuk bisa memilih pengobatan mana yang bisa dipertanggung jawabkan secara medis. Kalau tidak ada ijin penjualan dan registrasi maka tidak boleh menjual," katanya.

Fithrie menilai, banyaknya obat-obatan ilegal yang dijual bebas di pinggir jalan menunjukkan bahwa penegakan hukum di Indonesia masih sangat lemah. Hal ini tentunya akan sangat merugikan dan menjadi ancaman berbahaya bagi masalah kesehatan masyarakat.   

"Secara jujur, banyak sekali industri jamu kita yang bilang itu obat kuat dan herbal. Tetapi isinya ternyata viagra dengan dosis 300 mg. Padahal dosis maksimal viagra hanya 100 mg. Di sinilah masyarakat harus cerdas," tutupnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com