Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Berwarna BAYI TABUNG

Kompas.com - 29/01/2012, 03:51 WIB

Mawar Kusuma

Tirta Bambang Wirawan (13) merasa dirinya sangat berharga karena lahir dari program bayi tabung atau ”in vitro fertilisation”. Ia selalu menjadi juara kelas dan kini masuk kelas akselerasi di sekolahnya.

Orangtua Tirta, Sherina Salamon dan Paulus Bambang Wirawan, memang selalu menanamkan betapa berharga dirinya. Sejak umur lima tahun, Tirta sudah mendengar cerita tentang program bayi tabung. ”Bangga dong, saya ini bayi mahal. Harus bisa jadi teladan,” ujarnya sambil berseloroh.

Pasangan Nur Cahyo (36) dan Fisda Rosida Kusumawati (34) juga memilih program bayi tabung setelah delapan tahun menikah. Warga Vila Mutiara Cinere, Depok, ini menghabiskan total dana Rp 76 juta hingga bayi mereka, Fanza Aflaha Fisca Sakhi, lahir pada 19 September 2010.

Sebelumnya, Nur Cahyo mengaku sudah menempuh beragam cara, mulai dari konsultasi ke dokter hingga pengobatan alternatif, tetapi hasilnya nihil. Ia sempat khawatir ketika istrinya harus bed rest selama tiga bulan karena satu dari dua bayi di rahim Fisda gugur. ”Alamiah jika kami lalu memanjakan Fanza,” kata Nur.

Gembira dengan kelahiran Fanza, Nur dan Fisda pun berencana ingin memiliki bayi lagi dengan proses yang sama. Saat ini, mereka masih menyimpan ”tabungan” tiga embrio beku yang disimpan di embrio storage Klinik Fertilitas Morula In Vitro Fertilisation (IVF) Jakarta. Setiap bulan, mereka membayar biaya penyimpanan Rp 200.000.

Dari embrio beku, ibu lainnya, Lia (38), akhirnya melahirkan bayi sehat. Lia sempat depresi ketika keguguran embrio pertama yang ditanam di rahimnya. Butuh waktu lama untuk menata hati sebelum ia berani memulai lagi program bayi tabung dengan embrio beku. ”Kala itu sedih banget. Lihat kucing hamil saja saya sampai menangis,” ujar Lia.

Akibat penanaman lebih dari satu embrio di rahim, sebagian bayi yang lahir dari proses bayi tabung ini terlahir kembar. Warga Bekasi, Rahmanita (33), melahirkan sepasang anak kembar, Rafailan dan Gafarin, yang baru berusia 3,5 tahun. Sedangkan Mega Indah dikaruniai tiga anak kembar, Sa’ad, Salman (laki-laki), dan Salsa.

Normal

Dokter spesialis kandungan dan infertilitas, Ivan R Sini, mengatakan, tingkat keberhasilan program bayi tabung sudah meningkat pesat. Bayi yang lahir dari program ini terbukti sehat dan normal seperti anak lain.

Dengan perkembangan teknologi pengobatan dan laboratorium, program bayi tabung tak lagi memakan waktu lama. Kini, pengambilan telur tidak perlu melalui pembedahan, cukup dengan kateter khusus. Pasien hanya dibius ringan sekitar 20 menit tanpa luka.

Telur kemudian dibuahi oleh sperma di cawan laboratorium sebelum bertumbuh menjadi embrio. Hanya butuh waktu 3-5 hari sebelum embrio ditanam di rahim ibu. Dua minggu setelahnya, pasien sudah bisa mengetahui apakah positif hamil atau tidak.

Embrio yang tidak ditanam di rahim masih bisa disimpan hingga maksimal lima tahun. Jika ingin kembali hamil, orangtua tak perlu menjalani proses dari awal dan bisa memanfaatkan embrio beku yang disimpan dalam embrio storage. Biaya yang dibutuhkan untuk program bayi tabung ini berkisar Rp 45 juta hingga Rp 65 juta.

Psikolog anak, Diana Tarigan, berharap agar orangtua tidak terlalu memanjakan dan terlalu melindungi anak-anak yang lahir dari program bayi tabung. ”Mereka harus diperlakukan normal. Jangan karena sulit mendapatkan, anak-anak itu justru dibuat sulit ke depannya,” kata Diana.

Jika terlalu dianggap spesial, anak-anak akan menjadi sulit berteman dan menjadi egois. ”Kepribadian anak-anak ini tetap dibentuk oleh gen dari orangtua dan perlakuan dari lingkungannya,” tambah Diana.

Sejauh ini, menurut Diana, belum ada penelitian khusus yang meneliti anak-anak dari program bayi tabung. Yang pasti, ibu yang menjalani program bayi tabung harus terbebas dari rasa stres agar si anak kelak tidak tumbuh menjadi penakut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com