Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berat Nur Alisa Hanya 1,4 Kilogram

Kompas.com - 09/02/2012, 04:15 WIB

MAKASSAR, KOMPAS - Nur Alisa (48 hari), bayi berstatus gizi buruk dengan berat 1,4 kilogram, sudah sepekan dirawat di Ruang Perinatal Intensive Care Unit RS Dr Wahidin Sudirohusodo. Kasus ini menjadi contoh pentingnya menjaga kesehatan dan gizi ibu pada masa kehamilan.

Nur Alisa masuk ke RS Dr Wahidin Sudirohusodo pada 1 Februari dengan bobot 1,1 kilogram. Karena kondisinya lemah, dia ditempatkan di dalam inkubator dan minum air susu ibu melalui selang. Saat ini beratnya naik 300 gram kendati kondisinya masih lemah. Badannya sangat kurus ibarat tulang terbungkus kulit.

”Saat hamil, kondisi saya tidak bagus karena sering sakit dan malas makan. Berat saya hanya 35 kilogram waktu melahirkan,” Nuraeni (35), ibunda Nur Alisa, menuturkan saat mendampingi anaknya, Rabu (8/2), di Makassar.

Nur Alisa diprediksi lahir pada Januari 2012. Namun, dia lahir prematur pada 28 Desember 2011. Dia lahir dengan bobot 1,1 kilogram. Padahal, idealnya berat bayi sekurang-kurangnya 2,5 kilogram saat dilahirkan.

Nuraeni memiliki empat anak sebelumnya dari hasil pernikahan dengan M Basri (37), seorang buruh harian. Masa kehamilan Nur Alisa merupakan yang paling berat bagi Nuraeni. ”Kadang tidak makan dalam sehari, hanya minum air putih, soalnya tidak selera,” katanya.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Veni Hadju, mengatakan, gizi buruk pada bayi ditentukan banyak faktor, mulai dari kesehatan ibu, asupan gizi pascakelahiran, lingkungan, hingga ketersediaan pangan. Dalam kasus Nur Alisa, faktor kesehatan ibu menjadi hal penting.

”Masa kehamilan sangat menentukan pertumbuhan janin. Ibu harus terpenuhi gizinya. Kalaupun ada masalah, seharusnya bisa terdeteksi saat pemeriksaan ke posyandu,” ujar Veni, yang juga Ketua Pusat Studi Pangan dan Gizi Unhas.

Kasus gizi buruk masih menjadi pekerjaan rumah penting di Sulsel. Dinas Kesehatan Sulsel mencatat ada 12 anak gizi buruk meninggal di Sulsel dari 238 kasus tahun 2011. Pada tahun 2010, tercatat 9 anak meninggal dari 149 kasus gizi buruk.

Nur Alisa hanya satu kasus yang terekspos ke publik. Namun, Veni memprediksi lebih banyak lagi anak yang rentan mengalami gizi buruk, tetapi tidak terdeteksi. Untuk menuntaskan kasus ini, Veni mengatakan, dibutuhkan langkah yang komprehensif dari segala sektor.

”Ibu perlu mendapat pendidikan tentang kesehatan dan gizi, pangan harus tersedia, kemiskinan dikikis, dan pelayanan kesehatan terjangkau,” katanya. (SIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com