Jakarta, Kompas -
Utusan Khusus Presiden RI untuk Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) Nila Moeloek mengatakan, penyebab langsung kematian ibu terkait kehamilan dan persalinan ialah perdarahan (30 persen), eklampsia (25 persen), dan infeksi (12 persen). Risiko perdarahan dan eklampsia meningkat pada ibu hamil yang anemia (kurang darah) dan kekurangan energi kronis.
”Ibu hamil yang kekurangan gizi mudah terserang infeksi yang mengganggu kehamilan dan persalinan. Pemenuhan gizi perempuan akan menekan risiko kematian serta menyelamatkan ibu dan anak,” kata Nila dalam acara penandatanganan kerja sama dengan PT Indofood untuk percepatan pencapaian MDGs, Senin (4/6), di Jakarta.
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, 44,2 persen ibu hamil di Indonesia mengonsumsi makanan di bawah kebutuhan minimal. Nila mengatakan, kekurangan gizi pada ibu rawan mengakibatkan bayi lahir berberat badan rendah dan berstatus gizi kurang.
Hal itu, misalnya, terlihat di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Delly Pasande mengatakan, gizi kurang pada anak balita dan ibu hamil merupakan persoalan yang sulit diatasi. ”Ibu hamil kekurangan energi kronik masih tinggi, yakni 21,6 persen, adapun anak balita berstatus gizi kurang 25 persen,” ujar Delly ketika ditemui di Sikka dalam acara kunjungan Wahana Visi Indonesia, akhir Mei lalu.
Nila mengatakan, penyelesaian masalah gizi kurang harus dimulai dengan peningkatan pendidikan bagi perempuan secara umum.