Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengatan Laba-Laba Tebar Kepanikan

Kompas.com - 05/06/2012, 23:35 WIB
Pieter P Gero

Penulis

GAUHATI, KOMPAS.com -- Sengatan laba-laba raksasa menebarkan kepanikan di wilayah terpencil di Tinsukia, India Timur Laut. Persoalannya, sengatan laba-laba ini sedikitnya sudah menyebabkan dua korban tewas. Namun kalangan otoritas medis setempat khawatir kematian tadi bukan karena racun dari laba-laba tadi, melainkan karena cara pengobatan yang lebih berbahaya dibanding racun dari laba-laba tadi.

Kantor berita AP, Selasa (5/6/2012) melaporkan, dua warga di Distrik Tinsukia meninggal dunia menyusul sengatan oleh sejumlah laba-laba raksasa di sana. Hanya saja, dua korban tewas ini setelah perawatan pascasengatan laba-laba menggunakan silet guna memotong luka bekas sengatan. Kalangan medis menilai, perawatan sengatan ini dengan silet yang tidak disteril bisa menjadi penyebab kematian tadi.

Laba-laba berbulu selama sebulan ini melanda distrik Tinsukia, kawasan dataran dan hutan di utara Sungai Brahmaputra, India Timur Laut. Laba-laba ini menyerang penduduk setempat yang menyebabkan banyak dari mereka perlu dirawat. Serangan laba-laba menimbulkan kepanikan di sana, setelah sekian penduduk yang disengat laba-laba tadi jatuh sakit.

Namun sejauh ini, kematian dua penduduk setelah disengat laba-laba tadi masih kontroversial apakah karena racun atau karena cara perawatan menggunakan silet atau pisau untuk mengeluarkan darah beracun laba-laba. Pejabat lokal, Kishore Thakuria menyebutkan, sejauh ini sulit membuktikan apakah kematian dua penduduk ini karena racun atau infeksi silet yang dipakai memotong luka bekas sengatan.

Menurut Thakuria, para korban tewas tadi sejauh ini langsung diotopsi begitu meninggal dunia. Padahal bisa dioptosi apakah penyebab kematian karena racun atau terinfeksi silet yang tidak steril. Karena sejauh ini, tujuh korban sengatan laba-laba tadi tetap hidup karena diberikan antibiotik begitu mendapat perawatan menggunakan silet untuk mengeluarkan racun laba-laba tadi.

Dokter Anil Phapowali dari rumah sakit lokal di Sadiya menegaskan, mereka ini tetap selamat hidup karena diberikan antibiotik yang mengatasi infeksi akibat pisau atau silet yang memotong luka sengatan laba-laba tadi. Sengatan laba-laba menimbulkan kepanikan, karena diduga menebarkan racun yang mematikan di Tinsukia, sekalipun diduga cara perawatan dengan silet yang tidak steril menjadi penyebab kematian tadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com