Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anakku Hanya Mau Minum Susu, Ternyata Gangguan Oral Motor

Kompas.com - 19/06/2012, 08:57 WIB

Biasanya anak seperti ini hanya menyukai aktivitas di dalam ruangan tidak menyukai aktivitas di luar lapangan seperti main bola, berlari atau melompat karena ada kendala dalam hal motorik kasar. Tetapi sebaliknya, kemampuan motorik halus anak seperti ini sangat baik seperti main komputer, menggambar, main game dan kegiatan motorik halus lainnya. Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang lebih banyak dilakukan di dalam rumah, sehingga ini membuat anak hanya lebih suka aktivitas di dalam rumah.

Ciri lainnya biasanya disertai gejala anak tidak bisa diam, mulai dari overaktif hingga hiperaktif. Juga sering diikurti gangguan perilaku seperti gangguan emosi kadang emosinya sangat tinggi, keras kepala, mudah marah serta sulit berkonsentrasi, gampang bosan dan selalu terburu-buru.

Gangguan lain yang sering terjadi adalah daya tahan tubuh anak jelek sehingga anak sering mengalami infeksi virus ringan seperti radang tenggorokan, batuk, pilek, demam. Rumitnya begitu anak terkena sakit maka akan memperburuk nafsu makan dan kemampuan oral motornya karena saat sakit saluran cernanya lebih terganggu. Pada saat sakit anak lebih mudah muntah, sakit perut atau gangguan buang air besar.

Gangguan fungsi saluran cerna sebagai penyebab

Menurut penelitian di picky Eaters Clinic Jakarta, gangguan saluran pencernaan tampaknya merupakan faktor penyebab terpenting dalam gangguan oral motor pada anak. Hal ini salah satunya dapat dijelaskan dengan teori "Gut Brain Axis". Teori ini menunjukkan bahwa bila terdapat gangguan saluran cerna maka mempengaruhi fungsi susunan saraf pusat atau otak. Gangguan fungsi susunan saraf pusat tersebut berupa gangguan neuroanatomis dan neurofungsional. Salah satu manifestasi klinis yang terjadi adalah gangguan koordinasi motorik kasar mulut atau gangguan oral motor.

Meski jarang, gangguan ini juga bisa terjadi dalam bentuk yang tidak ringan pada penderita paska infeksi otak, gangguan kelainan bawaan, cerebral palsy dan gangguan persarafan lainnya. Namun justru gangguan oral motor sering terjadi pada penderita normal. Pada penderita normal biasanya terjadi pada penderita alergi saluran cerna dan hipersensitivitas saluran cerna lainnya.

Gangguan ini akan lebih sering pada bayi dengan kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah. Gangguan pencernaan tersebut kadang tampak ringan seperti tidak ada gangguan bahkan orangtua atau dokter seringkali menganggapnya sebagai sesuatu yang normal. Keluhan paling sering adalah tampak anak sering mudah mual atau muntah bila batuk, menangis atau berlari. Sering nyeri perut sesaat dan bersifat hilang timbul, bila tidur sering dalam posisi "nungging" atau perut diganjal bantal. Sulit buang air besar (bila buang air besar "ngeden", tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang air besar sering (>2 kali/perhari). Kotoran tinja berwarna hitam atau hijau dan baunya sangat menyengat, berbentuk keras, bulat (seperti kotoran kambing), pernah ada riwayat berak darah. Lidah tampak kotor, berwarna putih serta air liur bertambah banyak atau mulut berbau.

Gangguan saluran cerna ini seringkali disebabkan karena imaturitas atau ketidakmatangan saluran cerna pada anak tertentu. Sebagian besar gangguan ini sering terjadi pada penderita alergi makanan,atau hipersensitivitas makanan lainnya. Pada umumnya, ketidakmatangan saluran cena tersebut akan membaik setelah usia 5 tahun. Hal inilah yang menjelaskan mengapa setelah usia 5 tahun anak semakin membaik sebagian besar gejalanya meski tanpa dilakukan intervensi apapun. Sebaliknya, bila dilakukan intervensi seperti pemberian vitamin, enzim bahkan obat-obatan muntah apapun hanya dapat memperbaiki sesaat. Namun sebelum usia tersebut akan membaik bila dilakukan identifikasi penyebab khususnya makanan yang mengganggu saluran cerna tersebut dapat dikenali.

Sebagian besar kasus penderita di Picky Eaters Clinic Jakarta gangguan membaik setelah dilakukan eliminasi provokasi makanan penyebab alergi atau hipersensitivitas. Keadaan ini sering disertai gangguan tidur malam. Gangguan tidur malam tersebut seperti malam sering rewel, kolik, tiba-tiba terbangun, mengigau atau menjerit, tidur bolak balik dari ujung ke ujung lain tempat tidur. Saat tidur malam timbul gerakan brushing atau beradu gigi sehingga menimbulkan bunyi gemeretak.

Biasanya disertai gangguan kulit : timbal bintik-bintik kemerahan seperti digigit nyamuk atau serangga, biang keringat, kulit berwarna putih (seperti panu) di wajah atau di bagian badan lainnya dan sebagainya. Kulit di bagian tangan dan kaki tampak kering dan kusam Tanda dan gejala tersebut di atas sering dianggap biasa oleh orang tua bahkan banyak dokter atau klinisi karena sering terjadi pada anak. Padahal bila di amati secara cermat tanda dan gejala tersebut merupakan manifestasi adanya gangguan pencernaan, yang mungkin berkaitan dengan kesulitan makan pada anak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com