Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2012, 09:16 WIB

KOMPAS.com - Saya penderita asma sejak berumur 16 tahun. Sekarang usia saya 28 tahun, sudah bekerja, sudah menikah, dan mempunyai anak berumur satu tahun. Saya menderita asma kronik sehingga harus menggunakan obat asma. Biasanya saya cukup menggunakan obat asma hirupan. Jika serangan lebih berat, dokter meningkatkan dosis obat asma hirupan dan jika perlu ditambah tablet yang harus diminum.

Selama ini, asma saya cukup terkontrol sehingga saya dapat bekerja dengan baik. Dua minggu lalu, saya tertular flu dari teman sekantor. Flu saya cukup berat, tetapi dalam lima hari, demam, batuk, dan pilek hilang. Ketika flu hilang, saya mulai merasakan sesak napas.

Saya mencoba menaikkan dosis obat hirupan, tetapi tak banyak menolong. Saya terpaksa berkonsultasi dengan dokter. Saya dianjurkan tak berpuasa dan diberi obat tablet yang harus diminum tiga kali sehari. Sekarang, serangan asma saya sudah reda dan saya hanya menggunakan obat hirupan sewaktu sahur dan buka. Syukurlah sesak saya sudah hilang, tetapi terkadang masih ada batuk. Apakah asma saya sudah terkendali total atau masih sebagian.

Saya berkonsultasi lagi dengan dokter dan dokter memberikan formulir tes kontrol asma. Saya mengisi formulir tersebut, hasilnya adalah 22 dan menurut dokter, asma saya sudah terkontrol dengan baik, tetapi dokter menganjurkan agar saya mencapai terkontrol total atau sempurna. Untuk itu, saya harus mencapai skor 25. Namun, agaknya dalam keadaan puasa saya tak mungkin mencapai hasil tersebut.

Bolehkah saya menaikkan atau menambah dosis obat setelah menyelesaikan puasa. Apa kelebihan asma terkontrol sempurna dibandingkan dengan asma terkontrol baik. Adakah hubungan flu dengan serangan asma? Apakah seorang ibu yang menderita asma, seperti saya, anaknya juga akan terkena asma? Terima kasih.

Jawaban oleh DR SAMSURIDJAL DJAUZI

Terapi asma telah berkembang sehingga memungkinkan penderita asma mencapai asma terkontrol total atau sempurna. Jika keadaan ini dapat dicapai, penderita asma mempunyai kualitas hidup yang baik, bahkan mampu melakukan kegiatan olahraga berat sekalipun. Karena itulah dokter mengajak penderita asma agar mencapai keadaan asma terkontrol total. Untuk menilai apakah asma yang sedang diobati tersebut telah mencapai asma terkontrol total atau tidak, dapat digunakan tes kontrol asma yang kemudian dihitung total skornya dengan cara menjumlah skor yang diperoleh dari setiap pertanyaan sebagai berikut:

1. Dalam empat minggu terakhir seberapa sering penyakit asma mengganggu Anda untuk melakukan pekerjaan sehari-hari di kantor, di sekolah, atau di rumah?

2. Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering Anda mengalami sesak napas?

3. Dalam 4 minggu terakhir seberapa sering gejala asma (bengek, batuk-batuk, sesak napas, nyeri dada, atau rasa tertekan di dada) menyebabkan Anda terbangun di malam hari atau lebih awal daripada biasanya?

4. Dalam empat minggu terakhir seberapa sering Anda menggunakan obat semprot atau obat oral (tablet/sirup) untuk melegakan pernapasan?

5. Bagaimana Anda sendiri menilai tingkat kontrol asma Anda dalam 4 minggu terakhir?

Hasil tes apabila mencapai skor berikut, artinya:

< 15: terkontrol buruk

15-19: tidak terkontrol

20-24: terkontrol baik

25: terkontrol total atau sempurna

Terkontrol sempurna

Meskipun asma Anda termasuk ke dalam keadaan terkontrol baik, tetapi masih terbuka kesempatan untuk meningkatkan kontrol menjadi terkontrol sempurna, artinya obat harus ditingkatkan. Bisa saja hal tersebut dilakukan setelah ibadah puasa, tetapi dengan catatan jika kontrol asmanya menurun, Anda tak boleh menunggu sehingga dengan terpaksa Anda tidak berpuasa agar kontrol asma dapat ditingkatkan.

Flu (influenza) seperti juga serangan virus lain pada saluran napas dapat menjadi pencetus serangan asma. Oleh karena itu, penderita asma perlu menghindar dari serangan flu atau infeksi virus saluran napas. Caranya adalah jangan kontak dengan orang yang sedang flu atau dapat juga meningkatkan kekebalan tubuh terhadap flu dengan suntikan imunisasi influenza. Suntikan imunisasi flu dilakukan setahun sekali.

Hal yang dapat menyebabkan kontrol asma tidak mencapai keadaan terkontrol total atau sempurna biasanya disebabkan sikap dokter yang belum berusaha penuh mencapai kontrol total dengan obat asma yang tersedia. Akan tetapi, sering kali keadaan tidak terkontrol ini disebabkan pasien merasa sudah enak dan tak ada gejala sehingga menyangka keadaan asmanya sudah terkontrol total.

Padahal, jika dia menggunakan tes kontrol asma dengan baik akan terbukti skor yang dicapainya masih jauh di bawah skor 25. Tes kontrol asma dapat dilakukan sendiri di rumah. Sehabis serangan asma, hendaknya pengukuran sering dilakukan sehingga jika terjadi penurunan dapat segera minta tolong dokter dan jangan menunggu serangan menjadi hebat.

Orangtua yang alergi, risiko anaknya juga terkena alergi lebih besar daripada anak yang lahir dari orangtua yang tidak alergi. Anak Anda memiliki risiko kemungkinan terkena penyakit alergi lebih besar, tetapi bukan berarti sudah pasti terkena asma. Faktor air susu ibu menurut penelitian ikut mengurangi risiko alergi pada anak jika anak mendapat ASI eksklusif.

Akhir kata, Saya mengucapkan selamat berpuasa dan selamat Hari Raya Idul Fitri kepada Anda dan juga pembaca lain bagi yang merayakan. Semoga kita tetap sehat dan bahagia selalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com