Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Terlalu Cemas dengan Coronavirus

Kompas.com - 25/09/2012, 23:55 WIB
Agus Mulyadi

Penulis

MADINAH, KOMPAS.com - Peringatan Kementerian Kesehatan Saudi soal coronavirus memang patut diwaspadai. Namun Azimal Zainal Zein, Kepala Bidang Kesehatan Haji di Arab Saudi, mengimbau agar penyebaran virus ini tidak perlu terlalu dicemaskan.

"Saya perkirakan virus ini tidak akan hidup di udara panas,’’ ujar Azimal, Selasa (25/9/2012), sebagaimana dikutip dari haji.kemenag.go.id.

Azimal mengungkapkan, virus ini biasanya terjadi di wilayah tertentu seperti Vietnam. Ada kemungkinan, virus itu terbawa oleh pasien yang masuk ke Saudi.

Untuk mengantisipasi virus ini, Azimal mengatakan, lebih baik  menjaga asupan gizi tetap baik dengan mengonsumsi vitamin, serta istirahat yang cukup. Para jamaah juga rawan mengalami kelelahan yang berpotensi untuk menurunkan daya tahan tubuh. Tak ketinggalan, penyakit maag, karena seringkali makan tak teratur.

Pada saat musim dingin, biasanya mereka juga mengalami rematik dan hipertensi.

Di sisi lain, menyusul kedatangan jamaah yang terus bertambah, jumlah pasien yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Madinah juga makin banyak.

Menurut dokter Tjetjep Ali Akbar, Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Madinah, ada sekitar 15 orang yang menjalani perawatan, dan enam di antaranya telah dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi.

"Ada yang sudah pulang, ada juga yang masih dirawat,’’ ujar Tjetjep.

Lebih lanjut Tjetjep mengungkapkan, sebagian besar pasien memang sudah sakit sejak berangkat dari Indonesia. Seperti yang terjadi pada pasien yang mengalami sakit jantung dan penderita gagal ginjal.

Selain itu, ada pula yang harus menjalani perawatan di UGD karena menderita kanker rahim. Pasien lain juga mengalami masalah kejiwaan dari yang ringan hingga berat.

Azimal memaparkan, penyakit kronis seperti itu biasanya memang sudah diidap oleh pasien. Namun, lantaran takut tidak diberangkatkan karena penyakit itu, pasien seringkali berusaha menutup-nutupi.

"Padahal, sebenarnya mereka tidak perlu cemas,’’ kata Azimal.

Namun, itu tidak berlaku untuk penyakit TBC aktif dan sakit lepra tipe basah. Biasanya penderita penyakit ini tidak akan diizinkan untuk berkunjung ke negara lain. "Aturan ini sudah berlaku secara internasional," ujar Azimal.

Sementara penyakit meningitis perlu diwaspadai. Biasanya dibawa oleh jemaah dari Afrika, penyakit ini terbilang bisa menular lewat bersin, sehingga dianjurkan untuk mengenakan masker.

Namun, kalau sudah menjalani vaksin meningitis biasanya lebih kebal terhadap penyakit. Apalagi masa efektif vaksin itu mencapai dua tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com