Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/01/2013, 14:25 WIB

Kurangnya kepekaan terhadap TB ini dipengaruhi oleh buruknya pengetahuan tentang TB juga  di masyakarat. Batuk bertahun-tahun yang Ibu Mawar rasakan walau belum sampai mengeluarkan batuk darah selama ini hanya dianggap batuk biasa. Padahal, penting untuk memeriksakan diri terhadap ada tidaknya TB jika batuk dalam tiga minggu tidak ada perubahan.

Selain batuk berkepanjangan maupun batuk berdarah, TB dapat diamati dari penurunan berat badan dimana penderita tidak dalam upaya diet tertentu. Namun, di beberapa daerah dimana mayoritas masyarakatnya perokok baik aktif maupun pasif, lagi-lagi ciri batuk mengarah pada TB ini sulit diamati karena warga akan dengan mudah berkata “Ah…ini paling hanya batuk biasa lantaran saya sedang banyak merokok”.

Oleh karenanya, saya tidak bosan mengimbau untuk lebih peduli  terhadap orang-orang di sekitar kita. Jika menemukan ciri-ciri seperti berikut, ajaklah mereka ke tenaga kesehatan untuk diperiksa dahaknya :

- Batuk berkepanjangan lebih dari 3 minggu tidak sembuh-sembuh

- Batuk berulang-ulang (mudah batuk)

- Batuk hingga mengeluarkan darah

- Berat badan turun (biasanya 10 persen dari BB semula dalam sebulan)

- Ada keluarga/tetangga yang pernah menderita TB/sedang mendapatkan pengobatan TB

Bagaimana pun cara menentukan ada tidaknya TB hanya dapat dilakukan di pusat pelayanan kesehatan, salah satunya Puskesmas sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan. Tak perlu ragu berkunjung ke Puskesmas untuk memeriksakan diri. Tidak perlu takut pula karena pengobatan TB ditanggung sepenuhnya oleh negara alias gratis. Tentu hal ini penting karena pengobatan TB bukan hanya sehari dua hari minum obat tetapi harus teratur minimal enam bulan.

Keluarga berperan penting

keluarga juga memegang peranan penting menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) mengingat pasien TB harus minum obat teratur dan tidak boleh terputus obat walau hanya sehari sekali pun. Hal ini dikarenakan Mycobacterium tubercolosis merupakan bakteri jenis tahan asam yang mempunyai daya bertahan cukup kuat di dalam tubuh manusia sehingga dia dapat tidur sementara dan kembali tumbuh ketika daya tubuh kita melemah.

Karenanya, melawan bakteri TB dibutuhkan kombinasi obat-obatan bukan hanya satu melainkan minimal tiga obat. Keseluruhannya harus diminum secara teratur agar bakteri terbunuh maksimal dan tidak muncul kembali. Matinya bakteri ini akan menguntungkan karena pasien tidak lagi menjadi sumber penularan bagi orang lain.

Mudah menular tapi mudah dicegah

Bakteri TB memang sangat mudah ditularkan karena hanya melalui udara saja. Batuk/bersin yang tidak ditutup dengan mudah menjadi cara menularkan bakteri ini ke orang lain. Bahkan tidak jarang, kita merasa badan sehat-sehat saja padahal sudah menyimpan bakteri TB yang sedang tidur. Oleh karenanya, tidak berlebihan jika satu orang dewasa dengan TB dapat membunuh seribu anak.

TB sangat mudah diderita oleh anak. Tapi jangan khawatir, makanan bergizi dan juga kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar dapat mencegah penularan TB. Caranya mudah, temukan gejala-gejala TB dan obati orang yang anda duga menderita TB agar sehat dan tidak menularkan penyakitnya lagi, baik sengaja maupun tidak.

Selain itu, lindungi bayi anda dengan memberikan imunisasi BCG. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi dan gaya hidup sehat tidak merokok juga akan menjauhkan anda dari tertularnya TB.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com