Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2013, 14:20 WIB

Kompas.com - Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengeluarkan rekomendasi pembatasan konsumsi garam dari pola makan anak. Panduan yang baru pertama kali dikeluarkan ini diharapkan bisa mencegah penyakit kronik yang disebabkan pola makan yang buruk.

WHO menyebutkan konsumsi garam yang tinggi merupakan faktor dibalik terjadinya tekanan darah tinggi yang akan memicu penyakit jantung dan stroke, penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia.

Penyakit jantung, stroke, dan penyakit tidak menular lainnya seperti diabetes, kanker, dan pernapasan kronik merupakan penyebab kematian terbesar dibanding dengan kombinasi seluruh penyakit lainnya.

"Penyakit tidak menular terkait pola makan adalah kronik dan perlu waktu bertahun-tahun untuk terbentuk. Selain itu menunda kejadian penyakit tersebut akan meningkatkan kualitas hidup dan menghemat biaya," demikian menurut pernyataan WHO.

Mengurangi asupan sodium yang dimulai sejak anak-anak akan mencegah penyakit hipertensi dan faktor risiko penyakit jantung lainnya yang baru terbentuk di usia dewasa.

WHO juga merevisi rekomendasi garam bagi orang dewasa, yang sebelumnya 2.000 mg per hari menjadi kurang dari 2.000 mg per hari. Sementara itu potasium disarankan dikonsumsi minimal 3.510 mg per hari.

"Saat ini orang terlalu banyak mengonsumsi sodium dan kurang potasium," katanya.

Potasium antara lain bisa ditemukan pada kacang-kacangan, sayuran, terutama bayam dan kol, serta buah-buahan seperti pisang atau pepaya.

Sodium secara alami bisa didapatkan pada banyak makanan, seperti produk susu dan telur. Makanan yang diproses pada umumnya mengandung garam tinggi. Misalnya saja pada 100 gram daging asap (bacon), pretzel atau popcorn terkandung 1.500 mg sodium.

Dalam rekomendasi terbaru ini diharapkan orang menyeimbangkan konsumsi sodium dan potasium. "Kesuksesan implementasi dari rekomendasi ini akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat," katanya.

Dalam waktu dekat WHO juga akan mengeluarkan rekomendasi batasan aman konsumsi lemak dan gula.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com