Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahraga untuk Penderita Asma

Kompas.com - 05/05/2013, 03:38 WIB

Oleh DR SAMSURIDJAL DJAUZI

Anak saya laki-laki berumur 14 tahun kelas II SMP. Dia amat suka berolahraga, berenang dan futsal. Sewaktu sekolah dasar kelas II, dia saya ikutkan kursus renang. Sewaktu SMP kelas I, dia tertarik futsal dan mengikuti latihan secara teratur, dua kali seminggu.

Anak saya sebenarnya penderita asma. Sewaktu kecil asmanya cukup berat sehingga dia pernah dirawat di rumah sakit. Namun, sejak umur 10 tahun, serangan asmanya jarang. Meski demikian, dia masih membawa obat hirupan asma yang diberikan dokter. Obat tersebut digunakan jika dia mulai ada gejala.

Biasanya serangan asmanya mulai dengan batuk dan diikuti sesak napas. Sejak mengikuti futsal, saya perhatikan serangan asmanya makin sering. Satu bulan dia terkena serangan dua kali, tetapi tidak berat dan dapat diatasi dengan obat hirupan asma. Namun, sebulan yang lalu dia terkena flu dan serangan asmanya agak berat.

Saya membawanya berkonsultasi kepada dokter spesialis penyakit dalam dan dia mendapat tambahan obat. Dalam dua hari sesak napasnya mulai berkurang dan dia dapat bersekolah kembali.

Apakah saya harus melarang dia untuk ikut futsal karena saya khawatir jika serangan asmanya sering akan mengganggu sekolahnya. Selama ini prestasi belajarnya cukup baik. Dia juga dapat ikut kegiatan olahraga, tetapi guru olahraganya menganjurkan agar memakai obat hirupan asma sebelum mengikuti olahraga. Apakah ini benar? Apakah sebelum main futsal dia juga harus memakai obat hirupan? Terima kasih.

M di J

Penyakit asma dapat mengenai orang dewasa atau anak-anak. Pada sebagian penderita asma anak, penyakitnya akan hilang menjelang dewasa, tetapi ada juga yang asmanya menetap. Asma merupakan penyakit yang didasarkan oleh pipa saluran napas yang peka. Pada serangan asma, pipa saluran napas akan menyempit jika ada faktor pencetus serangan asma.

Faktor pencetus tersebut antara lain infeksi saluran napas terutama yang disebabkan virus, alergi, faktor kelelahan, obat-obat tertentu, dan faktor psikis. Faktor psikis biasanya memperberat serangan asma. Influenza serta infeksi virus lain pada saluran napas dapat mencetuskan asma. Kerja jasmani yang melelahkan, termasuk berolahraga, juga dapat mencetuskan serangan asma.

Memang benar risiko serangan asma sewaktu atau sesudah berolahraga dapat diturunkan dengan menggunakan obat bronkodilator (obat yang melebarkan pipa saluran-saluran napas) sebelum berolahraga. Risiko serangan asma pada olahraga renang lebih kecil daripada futsal mungkin karena kelembaban udara di atas kolam renang mengurangi risiko serangan asma.

Dulu memang terapi asma hanya diberikan jika ada serangan. Jika sudah tidak sesak lagi, obat asma dihentikan. Namun, sekarang, jika serangan asma dianggap menetap (persisten), meski serangan asmanya ringan, obat asma digunakan terus-menerus. Obat yang dipilih memang obat hirupan karena masa kerjanya cepat. Setelah menggunakan obat hirupan, hanya dalam hitungan menit sudah dirasakan manfaatnya.

Cobalah berkonsultasi dengan dokter Anda, apakah anak Anda tergolong asma kronik persisten. Jika memang demikian, sebaiknya obat hirupan (biasanya terdiri atas campuran bronkodilator dan steroid) harus digunakan terus-menerus secara teratur. Pada keadaan sesak obat mungkin harus dinaikkan dosisnya atau frekuensinya, tetapi dalam keadaan tenang biasanya obat ini cukup digunakan sekali sehari.

Untuk menilai keberhasilan pengobatan, ada sistem menggunakan kartu yang diberi skor. Tujuan pengobatan asma adalah mencapai keadaan terkendali total. Untuk mencapai keadaan tersebut, mungkin diperlukan dosis obat yang lebih besar. Meski keluhan sesak sudah berkurang, tetapi jika skornya masih rendah, dosis obat masih harus dinaikkan. Jika keadaan terkendali total dapat dicapai, pasien dapat mengikuti kegiatan olahraga tanpa khawatir akan timbul serangan asma.

Bermain futsal

Jadi, hendaknya penyakit asma tidak mengakibatkan anak atau remaja dibatasi kegiatan olahraganya. Biarkanlah anak Anda menikmati futsalnya asalkan dia mengonsumsi obat hirupan dengan dosis yang tepat. Serangan asma berulang, apalagi sampai tidak dapat bersekolah, tentu akan dapat mengganggu prestasi belajar.

Untunglah terapi asma dewasa ini dapat mencapai keadaan di mana anak atau remaja tidak perlu harus absen sekolah. Dengan terapi yang baik, serangan asma akan dapat dicegah dan kualitas hidup anak atau remaja yang menderita asma sama dengan teman-temannya. Dengan demikian, dia tidak perlu merasa kegiatannya dibatasi sehingga dapat menimbulkan rasa rendah diri. Namun, yang perlu diperhatikan pada penggunaan obat hirupan asma adalah cara pemakaiannya yang harus benar.

Obat harus masuk ke pipa saluran napas sehingga dapat bekerja dengan baik. Jika obat tidak terisap dengan baik, hanya sebagian kecil obat yang terhirup. Akibatnya, dosis yang bekerja jauh lebih kecil sehingga manfaatnya pun berkurang. Mintalah penjelasan dan contoh cara menggunakan hirupan ini pada dokter atau apoteker Anda. Obat hirupan ini mudah dibawa sehingga dapat digunakan jika diperlukan dosis tambahan. Sudah tentu upaya untuk menghindari faktor pencetus juga penting. Jika di rumah ada yang flu, sebaiknya anak Anda tidak kontak dengan orang tersebut. Juga hindari debu rumah, asap rokok, dan asap dapur.

Jika berolahraga, jangan terlalu lelah dan jangan lupa beri dukungan psikis buat anak Anda. Usahakan agar dia dapat hidup seperti teman-temannya yang lain. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, jumlah pasien yang dirawat karena asma sekarang sudah mulai jarang. Melalui komunikasi yang baik dengan dokter, pasien asma dapat menjaga agar jangan sampai dia mengalami serangan asma. Pasien harus memahami obat yang digunakan, cara menggunakan, dosis, manfaat, dan efek sampingnya.

Pasien juga harus tahu apa yang harus dilakukan jika obat yang biasa digunakan ternyata tidak dapat menolong sesaknya. Dia harus segera berobat ke dokter atau dalam keadaan emergensi ke unit gawat darurat. Waktu untuk mendapat obat yang tepat merupakan faktor penting dalam terapi asma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com