Hal tersebut terungkap dalam pemaparan hasil laporan Blueprint for Change di Jakarta, Selasa (3/9). Laporan ini dibuat oleh Novo Nordisk, perusahaan kesehatan global dari Denmark.
Laporan tersebut mengindikasikan bahwa diabetes dapat berdampak luas bagi Indonesia, khususnya pada belanja biaya kesehatan dan ekonomi. Seperti diketahui komplikasi penyakit diabetes dapat menyebabkan gagal ginjal, kebutaan, amputasi, sampai penyakit jantung dan stroke.
Menurut Prof.Achmad Rudijanto, Sp.PD, Ketua Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Indonesia memang harus memperpendek kesenjangan antara jumlah pasien dengan meratanya pemberian terapi pengobatan.
"Makin mudah pasien mendapat pengobatan, maka diabetes bisa ditangani dan dikendalikan," katanya dalam acara jumpa pers di Kementrian Kesehatan.
Selain itu kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan kontrol diabetes juga harus ditingkatkan.
Menanggapi hasil laporan tersebut, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan, Dr.Ekowati Rahajeng, mengatakan keberhasilan penanganan diabetes tidak hanya dilihat dari terapi pengobatan, tapi juga sebanyak apa orang yang sudah mendapatkan edukasi promotif dan preventif.
"Upaya promotif dan preventif akan mencegah seseorang menderita diabetes. Upaya yang sama akan mencegah penderita diabetes mengalami komplikasi serta menginformasikan pada pasien tentang proses pengobatan yang harus dijalani," kata Ekowati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.