Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/11/2013, 10:55 WIB


TANYA :


Dear konselor AIMI, setelah tiga bulan menyusui langsung, saya kembali bekerja. Saat saya tidak di rumah, ASI saya perah dan disimpan dalam kulkas kemudian orang rumah memberikannya kepada si kecil, selain memberikan susu formula sebagai susu "bantu". Namun ketika usia bayi saya empat bulan, ia tidak mau lagi meminum ASI langsung dari payudara saya. Kata teman-teman mungkin bayi saya "Bingung Puting" mengira dot pada botol susu tersebut adalah payudara saya sehingga dia sudah keasikan atau terbiasa dengan botol susu. Ketika saya di rumah dan ingin menyusui langsung, bayi saya tidak mau lagi. Sampai sekarang produksi ASI saya masih ada, dan tetap saya perah, dimasukkan ke botol susu untuk bayi saya minum. Apakah yang dapat saya lakukan (adakah cara) untuk membuat bayi saya dapat kembali minum langsung dari payudara saya. Karena ASI perah sedikit jika dibandingkan kalau ia meminumnya langsung dari payudara. Terima Kasih.

(Elyanti Amelia, 32, Ambon)
 

JAWAB :

Dear bunda Elyanti,
Bila ada intervensi penggunaan dot dalam masa menyusui, memang memungkinkan bayi mengalami bingung puting, yakni bayi lebih suka menyusu menggunakan dot ketimbang menyusu langsung ke payudara. Hal ini karena proses menyusunya sangat berbeda.

Bila ingin menyusui langsung ke payudara kembali, ada teknik yang dinamakan relaktASI. RelaktASI membutuhkan proses, tapi bukan hal yang mustahil dilakukan.

Sebelumnya baiknya bunda baca dahulu artikel berikut http://bit.ly/WX6SKh dan http://bit.ly/Uqwb58

Prinsipnya hentikan penggunaan dot. Pemberian asi perah bisa menggunakan media lain seperti gelas.

Perbanyak kontak kulit ibu dan bayi. Bujuk bayi untuk kembali menyusui langsung dengan menggunakan kalimat positif dan jangan dipaksa. Sementara itu, tetaplah perah payudara, untuk menjaga produksi ASI.

Untuk lebih jelasnya, sebaiknya bunda konseling tatap muka dengan konselor menyusui bila memungkinkan.

Andriana Chaizir

(Konselor Menyusui – Ketua AIMI Jawa Barat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau