Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/12/2013, 12:43 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

"Kalau sudah jenuh, ya sudah off (datang ke) teater sementara waktu. Tapi jangan kira, off juga untuk mengikuti perkembangan mereka. Anak magang baru biasanya cerita detail teater saat berlangsungnya pertunjukan. Kalau ada yang unik-unik, seperti member jatuh saat bernyanyi, atau member ngomong itu bikin semangat dan menumbuhkan cinta sama member lagi," tutur Uwo.

Uwo pun menilai, kecintaan dia dan pengemar lainnya kepada JKT48 sudah sampai tahap menganggap member sebagai adik, kakak, bahkan pacar sendiri. Itulah yang membuat mereka merasa bersalah atau tidak nyaman saat tidak dapat menghadiri teater. "Terutama bagi yang awal-awal datang ke teater seperti kami, kedekatan dengan member lebih terasa karena fans service-nya lebih banyak, seperti boleh handshake dan foto bersama," ujarnya.

Ya, "idola yang dapat Anda jumpai setiap hari" memang merupakan konsep yang diusung oleh AKB48 dan semua "sister group"-nya (termasuk JKT48). Itulah yang membuat mereka selalu membuat pertunjukan teater hampir setiap hari, tujuannya agar penggemar dengan mudah dapat menemukan idolanya.

Lebih produktif
Uwo menyadari, kegiatan menggemari membutuhkan uang. Namun, di saat kebanyakan penggemar hanya menghabiskan uang dengan menonton teater dan membeli pernak-pernik, sebaliknya Uwo ingin bisa menghasilkan.

Awalnya Uwo menggelar acara buka bersama dengan kaum duafa. Biaya yang tadinya direncanakan berasal dari kocek masing-masing justru akhirnya berhasil diubah dengan cara lelang koleksi. Acara perdana itu pun menuai sukses karena hasil lelang ternyata jauh lebih banyak dari yang diduga sebelumnya.

Semenjak sukses mengadakan acara itu, komunitas itu pun kerap dan rutin menggelar acara yang serupa. Misalnya saat Idul Adha lalu, Uwo mengajak anggota serta pengikut Twitter-nya untuk berpartisipasi sehingga mereka pun berhasil berkurban ternak.

Belakangan, Uwo juga memproduksi sebuah buku berjudul Dunia Delusi. Buku tersebut berisi kisah-kisah penggemar inspiratif dan unik dari anggota komunitas. Dengan royalti yang didapat dari buku itu, Uwo bercita-cita dapat membangun rumah singgah di Jakarta untuk penggemar-penggemar dari daerah yang perlu penginapan saat menonton teater JKT48.

Menurut psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli, kegiatan menggemari artis idola memang merupakan salah satu sarana membentuk media sosialisasi. Dengan kecintaan yang sama, sosialisasi akan berjalan lebih "nyambung".

Vera menilai, kegiatan menggemari, kalau bisa memberikan dampak positif pada pengembangan diri artinya bersifat konstruktif. Bukan hanya mendapatkan tokoh panutan dan teman, melainkan juga bisa mendatangkan uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com