Gula tambahan seperti sirup tinggi fruktosa biasanya dipakai sebagai pemanis dalam makanan yang diproses dan hampir semua jenis soft drink. Pemanis ini akan dimetabolisme di liver. Di organ ini fruktosa diubah menjadi asam lemak yang sebagian besar tinggal di liver dan memicu penyakit perlemakan hati.
Sisa dari asam lemak tadi akan pindah ke salurah darah dan merusak metabolisme. Penelitian menunjukkan, konsumsi fruktosa dalam jumlah sedang berbahaya pada kadar gula darah, menambah lemak di sekitar perut, obesitas, meningkatkan kolesterol, dan gangguan metabolisme lainnya.
Meski begitu, penelitian juga menunjukkan hasil interaksi antara aktivitas fisik dan fruktosa. Lewat aktivitas fisik dan gaya hidup banyak bergerak, akan terjadi perubahan pada cara tubuh menggunakan energi, termasuk fruktosa.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr.Amy Bidwell, menunjukkan, jika seseorang sering mengasup minuman mengandung fruktosa dan jarang bergerak, akan terjadi peningkatan kolesterol dan kadar inflamasi dalam tubuhnya.
Dalam penelitian yang kedua yang dimuat dalam The European Journal of Clinical Nutrition, diketahui efek buruk pemanis tambahan tidak terlihat jika seseorang mau aktif bergerak. Dalam penelitian ini mereka berjalan kaki 12.000 langkah setiap harinya.
Ketika mereka rutin berjalan kaki, kadar kolesterol dan gula darah mereka tetap normal meski mereka mengasup cukup banyak makanan mengandung gula tambahan.
"Jika Anda sulit mengurangi makanan dan minuman mengandung gula tambahan, maka pastikan Anda juga rajin berolahraga dan jangan malas bergerak," kata Bidwell.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.