Kelebihan implan gigi, menurut drg.Jonan Angkawidjaja, Sp.Pros, antara lain adalah stabilitas dan kenyamanan gigi tiruan yang lebih optimal. "Ini karena gigi palsu ditanam di dalam tulang rahang. Secara psikologis pasien juga merasa masih punya gigi, tidak ompong," katanya dalam acara pembukaan Dental Specialist Clinic RSPI Pondok Indah Jakarta (9/12/14).
Kemampuan utama implan gigi adalah mempertahankan ketebalan tulang rahang. "Jika gigi tanggal, maka lama kelamaan tulang rahang bisa menyusut sehingga bentuk wajah pun berubah," ujarnya.
Nah, jika dipasangi implan gigi, keberadaan akar dari implan gigi akan mempertahankan tulang agar tidak terjadi resorbsi. Ini berbeda dengan gigi palsu lepasan yang tidak ditanam di tulang rahang. Tidak adanya tekanan pada tulang menyebabkan tulang akan menipis dan mengecil.
Implan gigi sudah dikenal di negara-negara maju sejak tahun 1980-an. Implan terbuat dari tiang logam (biasanya titanium), yang dipasang dalam tulang rahan di bawah jaringan gusi. Tiang ini akan menjadi jangkar yang stabil bagi gigi palsu. Implan gigi bahkan bisa bertahan sampai 30 tahun.
"Dengan implan gigi, pasien masih bisa menggigit dan mengunyah makanan mendekati seperti saat masih ada gigi asli," kata Jonan.
Meski demikian, menurut dia tidak semua kasus perlu pemasangan implan gigi. "Kalau dengan gigi tiruan sederhana sudah cukup buat apa yang mahal," ujarnya.
Harga pemasangan implan gigi memang tidak murah, biasanya mencapai puluhan juga. Pasien juga harus disiplin menjalani prosesnya karena prosedurnya cukup panjang sehingga pasien harus bolak-balik ke dokter gigi. "Implan gigi perlu proses sampai 3 bulan sebelum terjadinya proses penulangan dan gigi berfungsi optimal," katanya.
Meski gigi implan hanyalah gigi palsu, namun kebersihan gigi tetap perlu diperhatikan. Ini karena kalau tidak bersih bisa terjadi radang dan menyebabkan infeksi sehingga implan gigi lepas," katanya.
Walau implan gigi memiliki banyak kelebihan, namun jika pasien memiliki penyakit sistemik yang tidak terkontrol seperti penyakit diabetes, maka angka keberhasilan pemasangan implan bisa lebih rendah.
"Orang yang diabetes punya sistem imun dan kerentanan sehingga mereka rentan infeksi. Demikian juga dengan orang yang punya hipertensi dan penyakit jantung harus dikonsultasikan dulu dengan dokter karena proses pemasangan implan perlu anestesi," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.