Suplemen yang diklaim mampu memperbaiki kondisi lutut dan nyeri sendi seperti glukosamin dan kondroitin juga tak terlalu banyak membantu.
David Jevsevar, seorang ahli bedah ortopedi di Dartmouth Medical School, mengatakan sulit untuk menilai rasa nyeri pada lutut yang selalu datang dan pergi.
"Pasien dengan osteoarthritis lutut biasanya tidak mengalami rasa sakit setiap hari," kata Javsevar.
Suntikan pereda nyeri pada lutut juga menurutnya efeknya hanya bertahan paling lama 4 minggu. Padahal biaya sekali suntik tak murah. Di Amerika, sekali suntik bisa menghabiskan biaya sampai Rp 7 juta.
Ia merekomendasikan untuk melakukan terapi nyeri lutut secara perlahan dan bertahap, tentunya dengan biaya yang terjangkau. Hal yang dapat dilakukan diantaranya menurunkan berat badan dan menggunakan es.
Olahraga dapat membantu, jika dilakukan dengan tepat tanpa merangsang ketegangan lutut. Misalnya saja berenang dan bersepeda.
Perawatan lain yang dapat dilakukan, termasuk mengkonsumsi acetaminophen, obat tersebut tidak beracun dalam dosis yang dianjurkan dan tidak menyebabkan perdarahan pada perut seperti obat lain, seperti aspirin dan ibuprofen.
"Kami percaya bahwa intervensi farmakologis penting bagi pasien agar dapat meredakan rasa sakit. Operasi adalah jalan terakhir," kata Jevsevar. (Monica Erisanti)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.