JAKARTA, KOMPAS.com – Pengobatan untuk penyakit kanker terus berkembang. Selain kemoterapi, kini ada terapi target yang bisa menjadi pengobatan untuk pasien kanker seperti kanker ovarium. Terapi ini, salah satunya dengan konsumsi obat anti-angiogenesis.
Associate Professor for Gynecologic Oncology di Universitas Medical Center Hamburg-Eppendorf, Jerman, Sven Mahner mengungkapkan, terapi target merupakan pengobatan yang langsung tertuju pada sel kanker.
“Terapi ini akan memblok sel kanker sehingga tidak berkembang,” ujar Sven dalam diskusi di Jakarta, Sabtu(24/1/2015).
Dalam terapi target, obat anti-angiogenesis akan bekerja menyerang protein Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dengan menghambat pasokan oksigen dan nutrisi ke sel kanker. Dengan begitu, sel kanker akan kelaparan dan akhirnya tidak berkembang hingga mati.
Untuk diketahui, VEGF merupakan protein yang sangat memengaruhi pertumbuhan tumor pada kanker ovarium VEGF akan merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru yang membawa oksigen dan nutrisi sehingga tumor membesar. VEGF juga membentuk jaringan pembuluh darah tumor yang abnormal dan menghambat respon kekebalan tubuh terhadap tumor.
Sama halnya dengan kemoterapi, terapi target dapat dilakukan setelah pasien menjalani operasi pengangkatan kanker. Intensitas dilakukannya terapi ini tergantung pada stadium kanker pasien.
Dokter subspesialis onkologi ginekologi Andrijono mengatakan, terapi kaget ini dapat meningkatkan harapan hidup pasien kanker, yaitu hingga 27 persen tanpa mengalami perburukan penyakit dibanding wanita yang hanya menjalani kemoterapi.
“Terapi target bisa memperpanjang hidup penderita kanker. Efek sampingnya juga relatif lebih rendah,” terang dia.
Obat anti-angiogenesis yang bernama bevacizumbab pun telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk indikasi kanker kolorektal, payudara tipe tertentu, ovarium, dan paru-paru.